Bubur Sop Ayam "M. Jamhari"


Seperti yang pernah penulis CirebonKuliner tulis sebelumnya, bahwa banyak penjual bubur sop ayam di  Cirebon. Salah satunya adalah bubur sop ayam yang ada di kawasan jalan Lawanggada, yaitu Bubur Sop Ayam "M. Jamhari".


Penlis CirebonKuliner memesan satu porsi bubur sop ayam. Rasa bubur sop ayam khas Cirebon memang enak dan unik. Harganya pun murah kok, hanya Rp 7.000,- saja per porsi.

Warung Makan "HR Sulaeman"


Di jalan Pekalipan ada sebuah warung makan yang menyediakan kuliner seperti nasi goreng, otokowok, bubur ayam, dan juga martabak telor. Nama warung makan ini adalah Warung Makan HR Sulaeman. Saat CirebonKuliner berkunjung, yang dipesan adalah martabak telor. Beberapa waktu sebelumnya, penulis blog CirebonKuliner juga pernah mencoba nasi goreng bikinan warung makan ini.



Warung Makan HR Sulaeman termasuk yang sudah berjalan lama di kota Cirebon dan masih ramai dikunjungi para pelanggan setianya. Masing-masing pelanggan ada yang mem-favoritkan nasi gorengnya, otokowoknya, bubur ayamnya, juga martabak telornya.


Soal rasa, warung makan HR Sulaeman menawarkan rasa yang khas, terutama rasa nasi gorengnya. Sehingga tidak heran, warung makan ini tetap ramai dikunjungi pembeli. Sedangkan soal harga, warung makan ini menawarkan harga yang relatif murah.

Ayam Goreng "Bahagia"


Rumah makan Ayam Goreng Hj. Sunarti atau yang lebih terkenal dengan sebutan Ayam Goreng "Bahagia" ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Dan dahulu, di jalan Bahagia ada beberapa rumah makan ayam goreng, namun hanya satu yang paling laris dan selalu laris. Dan akhirnya rumah-rumah makan pesaingnya entah dibeli atau bergabung dengan rumah makan yang paling laku ini - nampaknya sih dibeli - :-)



Iya, Rumah Makan Hj. Sunarti saat ini telah berkembang pesat, terlihat jelas dengan bertambah luasnya bangunan rumah makan, dan juga dengan sudah adanya pelayan-pelayan yang sudah berseragam dan rapih. Jauh berbeda dengan sewaktu saya penulis blog CirebonKuliner masih kecil bersama keluarga berlangganan di rumah makan ini.



Yang pasti, terakhir saya coba, rasa dan kualitas ayam goreng "Bahagia" ini tidaklah berubah, tetap sama, tetap senikmat dahulu. Mungkin harganya saja yang telah berubah menjadi lebih mahal. Sebetulnya, ada beberapa rumah makan yang menjajakan ayam kampung goreng di Cirebon, tapi Ayam Goreng "Bahagia" lah yang sampai saat ini masih menjadi yang terpopuler.

Martabak "Queen"


Ini adalah artikel kedua tentang martabak di blog CirebonKuliner. Dan ini adalah martabak yang sangat terkenal di kota Cirebon. Martabak "Queen",  terletak di jalan Lawanggada, tepat sebelum rel kereta api.


Martabak "Queen" memiliki tempat yang cukup besar, pegawai yang banyak, dan tentunya loyang masak yang cukup banyak pula. Para pelanggannya pun tidak berhenti datang membeli martabak favorit mereka setiap malam.


Cara pemesanan pun tertata baik. Pembeli yang datang menentukan pesanan di meja depan dan dicatat oleh resepsionis yang bertugas jaga. Dengan begitu, kekeliruan pesanan dapat terminimalisir. Apalagi banyak pembeli yang membeli martabak lebih dari satu macam.

Uniknya lagi, menu martabak yang disajikan terdiri dari dua pilihan untuk setiap pesanannya; dengan mentega biasa, atau dengan mentega istimewa. Tentunya pilihan ini menghadirkan rasa dan harga yang berbeda pula. Yang pasti, yang biasanya juga sudah enak.


Jadi, bagi pembaca CirebonKuliner yang gemar menyantap martabak, Martabak "Queen" memang layak dicoba. Oiya, kisaran harga martabak ini dari Rp 20.000 hingga Rp 40.000.

Roti Bakar "Mickey Mouse"



Seperti yang sudah pernah diutarakan penulis CirebonKuliner dalam artikel roti bakar sebelumnya bahwa saat ini cukup banyak tempat makan pinggir jalan atau kaki lama yang menawarkan roti bakar dan pisang bakar sebagai hidangan utamanya, dilengkapi dengan susu murni. Memang, tempat makan seperti ini sangat cocok untuk dijadikan tempat nongkrong "ringan" sekedar melewatkan waktu beberapa menit untuk mengobrol dengan teman sejawat atau teman lama karena selain sajian kulinernya yang tidak berat untuk teman ngobrol, harganya pun relatif murah.

Yang satu ini bernama Roti Bakar "Mickey Mouse", terletak di jalan Bahagia kota Cirebon, tepatnya di sekitar belakang Toserba Asia yang ada di jalan Karanggetas. Seperti kebanyakan warung makan kaki lama yang menjajakan roti bakar dan pisang bakar, Roti Bakar "Mickey Mouse" juga menawarkan menu yang sama: roti bakar dan pisang bakar.



Di Roti Bakar "Mickey Mouse" menawarkan roti yang sudah berisi pisang di dalamnya, selain roti tawar biasa. Soal rasa, sebetulnya tidak jauh berbeda dengan tempat makan serupa lainnya di Cirebon. Jadi, tempat makan ini bisa dijadikan pilihan bagi para pembaca yang mencari tempat nongkron dengan hidangan ringan dan terjangkau. Soal harga, bisa dilihat dari daftar menu yang penulis CirebonKuliner foto.


Pecel Lele "Moro Seneng" Jln. DR Cipto


Seperti warung pecel lele pada umumnya, warung pecel lele "Moro Seneng" di jalan DR Cipto - persisnya di samping Carrefour (dulu Alfa) - ini juga menyediakan sajian pecel ayam dan pecel bebek selain pecel lele. Dan tentu, dengan sambal pecel khas warung pecel lele yang sedap betul.


Tentu, sambal di warung pecel walaupun serupa, tapi memiliki rasa yang berbeda-beda, dan "Moro Seneng" menyajikan hidangan sambal pecel bercita rasa enak dengan gorengan ayam/lele/bebek yang empuk. Soal harga.. cingcay laaaah... Seperti harga-harga pada pecel lele umumnya kok.. Di kisaran Rp 12.000 - Rp 20.000.- per porsinya, tergantung pilihan kita, lele, ayam, atau bebek.

Mie Yamien "Ang Mic" Jln. Kembang


Bagi penggemar Mie Yamien, tentu tahu bahwa saat ini mie yamien dihidangkan dengan berbagai macam gaya, dari yang sederhana sampai yang sangat menggugah selera dengan isian yang lengkap. Di Cirebon, ada satu penjual mie yamien yang menyajikan kuliner mie yamien dengan cara sederhana.

Adalah Mie Yamien "Ang Mic" yang terletak di jalan Kembang kota Cirebon. Bagi yang ngga familiar dengan nama jalan ini, jalan Kembang terletak di jalan Kartini, tepatnya di jalan sebelah bekas gedung kantor perusahaan asuransi Equity.


Ang Mic nampaknya adalah penjual sekaligus pemilik dari warung mie yamien yang biasa berjualan di malam hari ini. Dari tempat, tampilan mie yamien, bumbu, saos, sampai isiannya dan rasanya, mie yamien Ang Mic ini sangatlah sederhana, tapi enak dan ngangenin, dan bikin nagih. Keunggulan lain dari mie yamien Ang Mic adalah harganya tentu saja yang sangat murah, yaitu hanya Rp 6.000,- saja untuk satu porsi mie yamien.

Nasi Jamblang "Hj. Sumarni"


Ini dia, salah satu warung nasi jamblang yang populer se-Cirebon: Nasi Jamblang "Hj. Sumarni" di kawasan pintu Pelabuhan Cirebon di samping Taman Ade Irma Suryani, atau yang lebih dikenal dengan Nasi Jamblang "Pelabuhan" karena lokasinya yang di dekat pintu pelabuhan kota Cirebon. Iya, warung nasi jamblang milik "Hj. Sumarni" ini memang sudah terkenal se-Cirebon. Warung nasi jamblang ini sangat ramai terutama di hari Minggu pagi hari.

Dari menu, seperti khasnya menu lauk pauk nasi Jamblang khas Cirebon, Nasi Jamblang "Pelabuhan" juga menyediakan berbagai menu lauk pauk khas nasi Jambalng, seperti tempe goreng, sambal goreng, sayur tahu, perkedel kentang, usus, blakutak, panjelan atau ikan asin, sate telur puyuh, sate kentang, ceplok bumbu pedas, paru goreng kering, dan masih banyak lagi.





Saat berkesempatan mengunjungi warung Nasi Jamblang "Pelabuhan" ini, penulis Cirebon Kuliner memesan beberapa menu khas nasi Jamblang favorit penulis Cirebon Kuliner, di antaranya, tempe goreng, sambal goreng, perkedel kentang, dan telur dadar, serta panjelan atau ikan asin yang dipotong dengan ukuran kecil dan digoreng kering.

Soal rasa, bisa ditebak dari banyaknya pengunjung yang setia selalu mengunjungi warung Nasi Jamblang "Pelabuhan" setiap pagi, terutama di hari Minggu pagi. Iya, ramainya pengunjung yang ingin menyantap nasi Jamblang khas Cirebon dan lauk pauknya ini memang sangat berbanding lurus dengan rasa Nasi Jamblang "Pelabuhan" ini. Ditambah, harganya yang murah!

Di warung Nasi Jamblang "Pelabuhan" ini, kita juga mendapatkan fitur hiburan dengan adanya pengamen yang biasa mangkal dan bernyanyi di sini. Bukan pengamen sembarangan, karena para pengamen yang ada di warung Nasi Jamblang "Pelabuhan" ini terdiri dari beberapa orang dengan kemampuan bermain musik yang cukup mumpuni dan menghibur dengan aliran keroncongnya. Ditambah, tidak akan mengganggu kita memintai uang ketika kita sedang asyik menyantap nasi Jamblang.

Jadi, bagi pembaca Cirebon Kuliner yang belum mencoba nasi Jamblang khas Cirebon, bisa pilih Nasi Jamblang "Pelabuhan" di kota Cirebon ini.






Docang Kesambi


Ini dia salah satu kuliner otentik dari Cirebon, Docang. Makanan yang berisi lontong, daun singkong, tauge dan disiram kuah dage atau oncom menurut orang Sunda. Dan dilengkapi dengan krupuk.

Konon, sejarah docang berawal ketika para Wali selesai menyantap hidangan makanan, dan ada sisa makanan yang tidak habis seperti tauge dan daun singkong. Nah... Sisa makanan inilah yang kemudian diolah kembali sehingga menciptakan hidangan kuliner yang baru saat itu, docang.

Yang pasti, kuliner otentik Cirebon yang satu ini memiliki penggemarnya masing-masing, walaupun ada beberapa masyarakat Cirebon yang tidak menyukainya karena alasan tertentu.



Di Cirebon, ada beberapa penjual docang yang terkenal, salah satunya adalah Docang Kesambi yang terletak di kawasan Kesambi, tepatnya di sebelah kiri, sebelum rel kereta, kalau dipetakan dari arah LP Kesambi.

Dari segi rasa, docang Kesambi memang nikmat. Kuah dage dan bahan-bahan lainnya berpadu menghasilkan rasa khas yang pas. Bagi yang belum terbiasa, memang bisa dibilang rasa docang agak aneh. Tapi bagi para penggemarnya, docang adalah kuliner yang lezat.

Satu porsi Docang Kesambi harganya Rp 7.000,- saja.

Nasi Lengko "H. M. Sadi"


Ini dia salah satu penjual nasi lengko dan sate kambing di kawasan jalan Pagongan: Nasi Lengko "H. M. Sadi". Iya, di kawasan jalan Pagongan kota Cirebon, memang terdapat beberapa penjual nasi lengko yang terkenal.  Dan Nasi Lengko H. M. Sadi adalah salah satunya. Warung nasi lengko "H. M. Sadi" ini baik sekali pelayanannya, dari penyambutan pengunjung yang ramah, pelayanan yang ramah, rasa hidangan kuliner yang enak, dan harga yang bersahabat.

Penulis CirebonKuliner memesan setengah porsi nasi lengko dengan 5 tusuk sate kambing. Ditambah dengan 3 krupuk yang gurih dan segelas air putih, penulis CirebonKuliner cukup membayar Rp 16.000,- saja. Penulis CirebonKuliner sangat puas datang ke Nasi Lengko "H. M. Sadi" ini. Selain rasa nasi lengko dan sate kambingnya yang enak, harga yang pas, suasana warungnya pun masih tradisional, sehingga selalu membawa suasana tersendiri setiap kali berkunjung.



Selain Nasi Lengko H. M. Sadi, ada juga nasi lengko H. Barno yang paling populer di Cirebon sampai ke luar kota. Jadi bagi warga Cirebon baik yang asli maupun yang pendatang, yang membutuhkan referensi tempat makan nasi lengko dan sate kambing di kawasan jalan Pagongan, ada dua referensi dari penulis Cirebon Kuliner, yaitu nasi lengko H. M. Sadi, dan nasi lengko H. Barno.

Menurut selera penulis Cirebon Kuliner, yang paling enak adalah nasi lengko dan sate kambing H. M. Sadi, walaupun warung H.Barno lebih besar dan lebih ramai. Bukan berarti nasi lengko H. Barno tidak enak, tentu enak! Tetapi, penulis Cirebon Kuliner lebih doyan nasi lengko dan sate kambing H. M. Sadi. Bagaimana dengan selera pembaca Cirebon Kuliner sendiri?




Bubur Sop Ayam "M. Kapi"


Bubur Ayam bisa dibilang makanan khas Indonesia. Dan setiap kota memiliki ciri khas bubur ayamnya masing-masing. Begitu juga di Cirebon, ada Bubur Sop Ayam. Bubur Ayam yang berisi suwiran daging ayam, kentang, bihun, sayuran, dan kacang ini disiram dengan kuah sop ayam. Siraman kuah sop ayam inilah yang membedakan bubur sop ayam khas Cirebon dengan bubur ayam lainnya.


Tentu saja, banyak penjual bubur sop ayam di Cirebon. Namun selalu, yang terkenal enak hanya beberapa. Dan yang paling populer adalah Bubur Sop Ayam "M. Kapi" yang biasa buka malam hari di kawasan jalan Tentara Pelajar. Tepatnya di samping jembatan Tentara Pelajar.


Bubur Sop Ayam "M. Kapi" sudah ada sejak puluhan tahun lalu, dan sampai sekarang masih saja selalu ramai dikunjungi para pelanggannya. Soal rasa, memang enak, tidak heran kalau tempat makan ini selalu ramai dikunjungi untuk bersantap malam.

Soal harga, cukup terjangkau. Hanya Rp 12.000,- saja per porsi. Selain bubur sop ayam, berbarengan juga ada penjual sate ayam dan es campur. Ada juga pengamen yang biasa "mangkal" yang bersuara lumayan. Kehadiran pengamen ini tidak mengganggu karena dia hanya duduk dan bernyanyi sembari dengan sabar menunggu keikhlasan para pembeli bubur sop ayam untuk memberi sedikit uang.

Tahu Tektek "Mang Sadi" Desa Gombang

Dari artikel yang CirebonKuliner dapat di internet, aslinya mie tektek berasal dari Surabaya, Jawa Timur. Dan sebetulnya banyak kuliner yang serupa dengan tahu tektek, seperti misalnya Kupat Tahu dan Ketoprak. Lalu apa yang membedakannya? Menurut pengalaman CirebonKuliner, yang membedakan selain isiannya adalah dari bumbu kacangnya. Kupat Tahu bumbu kacangnya matang, ketoprak menggunakan kacang yang tidak dimasak dan berisi bihun. Sedangkan Tahu Tektek, nampaknya adalah yang paling sederhana. Bumbu kacang Tahu Tektek paling cair dibandingkan dua temannya tersebut.


Oke, langsung ke pokok pembahasan: Tahu Tektek "Mang Sadi" Desa Gombang. Di Cirebon, bisa dikatakan tidak banyak yang menjual Tahu Tektek. Mungkin lebih banyak penjual Ketoprak. Kuliner yang mendapatkan namanya dari suara khas yang dihasilkan dari si penjual yang membunyikan suara penggorengan dengan memukul-mukulnya ini memang tidak begitu populer di Cirebon. Namun, di Desa Gombang, daerah Plumbon, Tahu Tektek cukup populer.


Hal ini terlihat dari banyaknya penjual Tahu Tektek, terutama di sepanjang jalan Desa Bode menuju Desa Gombang. Namun, salah satu yang paling terkenal adalah milik Mang Sadi, yang saat ini sudah tidak terjun langsung karena pengaruh usia dan sekarang sudah muali digantikan oleh anaknya. Tradisional dan sederhana sekali bagaimana Mang Sadi menjajakan kuliner ini. Gerobak yang sudah lama tidak diganti, dan peralatan pendukung lainnnya yang juga sederhana.

Yang sangat khas dari Tahu Tektek Mang Sadi adalah cita rasa tahu gorengnya dan bumbu kacangnya. Tahu gorengnya begitu renyah walaupun tanpa adonan terigu seperti khasnya Tahu Sumedang. Bumbu kacangnya pun begitu gurih dan sedap. Sempurna dengan bahan pelengkap lain seperti lontong, toge, seledri, dan tentu saja, krupuk. Seperti pada umumnya, kuliner yang dijajakan secara tradisional dan sudah lama ada rasanya sederhana namun selalu menggoda untuk dicoba kembali.

Soal harga, sangat murah, hanya Rp 3.000,- saja. Dua kali lebih murah dari harga pasaran Ketoprak di Cirebon yaitu Rp 6.000 - Rp 8.000. Jadi, bagi anda pemburu kuliner tradisional, Tahu Tektek Mang Sadi sungguh layak dicoba. Biasa mangkal di pintu air Desa Gombang sekitar pukul 19.00 ke atas.

Batagor "Pak Toto" Plered




Aslinya, batagor adalah kuliner yang berasal dari kota Bandung, dimana kepanjangan dari batagor adalah baso tahu goreng. Banyak penjual batagor di Cirebon, dan sepertinya belum ada yang terkenal atau populer. Tapi di daerah Kabupaten Cirebon, tepatnya di daerah Plered, ada satu warung batagor yang sudah sejak lama ada dan masih bertahan sampai sekarang.


Dari rasa, sebetulnya sangat sederhana, dan tidak neko-neko. Batagor yang disajikan pun hanya tahu yang dibalut adonan terigu dan digoreng kering dan disajikan dengan bumbu kacang dan kecap. Sekali lagi, rasanya sederhana tetapi enak.

Soal harga, tentu sangatlah murah, hanya Rp 3.000 per porsi. Menurut penulis CirebonKuliner, layak dicoba.

Banana Kriuk


Saat ini, dunia kuliner di Cirebon semakin ramai saja dengan hadirnya banyak kuliner yang disajikan dalam berbagai konsep, mulai dari warung mobile yang keliling kota, sampai konsep resto yang lebih permanen dan mewah. Salah satu elemen yang menarik adalah adanya sistem franchise waralaba.

Nah... Saat ini, bisnis kuliner dengan konsep franchise atau waralaba semakin populer dan dianggap menjanjikan oleh para investor. Di Cirebon, ada beberapa kuliner yang sistem bisnisnya sudah dikemas dengan sistem waralaba. Salah satu yang paling membanggakan adalah "Banana Kriuk."

Banana Kriuk adalah produk franchise atau waralaba asal kota Cirebon yang sudah merambah luar pulau Jawa. Dari namanya, jelas produk yang ditawarkan adalah kuliner jenis cemilan berbahan dasar pisang - pisang saba lebih tepatnya - yang diolah dengan cara digoreng dengan diselimuti adonan terigu yang crispy layaknya ayam goreng di restoran cepat saji. Sebagai topping, terdapat berbagai varian seperti keju, coklat, bluberry, dan lain-lain.


Saat berkunjung ke salah satu booth-nya yang ada di salah satu mini market di kawasan jalan Tentara Pelajar kota Cirebon, penulis CirebonKuliner memesan dua porsi "Banana Kriuk" dengan topping keju dan keju coklat. Dari penampilan, hidangan cemilan ini menggiurkan sekali untuk dicicipi.


Dan setelah penulis CirebonKuliner mencicipi, memang enak. Rasanya bikin nagih, membuat kita selalu ingin mencobanya kembali. Salah satu indikasi bahwa suatu kuliner itu enak adalah keinginan untuk datang, membeli, dan menyantapnya kembali. Dan inilah yang penulis CirebonKuliner rasakan. Banana Kriuk paling pas disajikan untuk cemilan yang dimakan ramai-ramai disaat acara kumpul-kumpul bersama teman ataupun saudara.


Sedangkan soal harga, murah kok. Untuk yang original (tanpa topping) hanya Rp 1.250,-. Dan yang paling mahal adalah Rp 3.000,-. Layak dicoba.

Roti Bakar "Calvary"


Entah siapa yang memulai bisnis roti dan pisang bakar di kota Cirebon. Yang jelas, sekarang ini usaha kuliner roti bakar dan pisang bakar serta susu murni makin menjamur di Cirebon. Salah satunya adalah Roti Bakar "Calvary" yang terletak di jalan Pekiringan, dekat bekas Pasar Balong.

Seperti warung roti bakar pada umumnya, roti bakar Calvary buka pada malam hari saja. Menu yang disajikan pun serupa, dari mulai roti bakar dengan berbagai isian, pisang bakar dengan beberapa variasi, susu murni, STMJ, dan lain-lain.


Penulis CirebonKuliner pesan roti bakar keju kacang dan pisang bakar spesial. Soal rasa, menurut penlis CirebonKuliner tidak jauh berbeda dengan kebanyakan warung makan yang menyajikan roti dan pisang bakar sebagai hidangan utamanya. Begitu juga soal harga, terbilang murah seperti tempat makan serupa pada umumnya.


Berikutnya, CirebonKuliner akan mencoba menghadirkan tempat makan lainnya yang juga menawarkan roti dan pisang bakar, supaya para pembaca CirebonKuliner mendapatkan referensi lebih soal kuliner Cirebon pada umumnya, dan roti dan pisang bakar pada khususnya.

Nasi Goreng "Pak Gun"


Sepertinya, nasi goreng telah menjadi kuliner seribu umat di Indonesia. Hampir di seluruh pelosok negeri ini ada penjual nasi goreng. Begitu juga di Cirebon, banyak sekali penjual nasi goreng, dari yang keliling di komplek-komplek perumahan, sampai yang disajikan di food court di mall-mall.



Di Cirebon, ada beberapa penjual nasi goreng yang membuat nasi goreng dengan bara api sebagai sumber panasnya untuk menggoreng, bukan gas elpiji, bukan pula minyak tanah. Konon, bara api membuat aroma nasi goreng menjadi khas dan berbeda jika menggorengnya dengan gas elpiji.


Dan penjual nasi goreng yang menggunakan bara api yang terkenal di Cirebon adalah Nasi Goreng Pak Gun di jalan Kartini di samping Pizza Hut. Yang CirebonKuliner tahu, sebelumnya, warung ini berlokasi di seberang Pizza Hut, bukan di sampingnya. Hal ini karena "lapak"-nya terdahulu sudah digunakan untuk cafe baru.


Penulis CirebonKuliner pribadi bukan penikmat nasi goreng, tapi nasi goreng Pak Gun ini selalu membuat selera makan penulis CirebonKuliner tinggi. Penulis CirebonKuliner memesan nasi goreng ayam dengan request khusus rasa pedas banget dan tambahan suwiran daging ayam di atasnya.

Memang betul, rasanya khas sekali. Nasi gorengnya terasa tidak polos atau datar. Bumbu rempah yang ditumis pertama sebagai bahan dasar tumisan terasa merata dan termasak dengan baik. Entah, memang pengaruh bara api atau dasar lidah saya penulis CirebonKuliner yang sudah cocok dengan nasi goreng ini. :) Soal harga, bisa dilihat dari menu yang penulis CirebonKuliner posting juga.

Terimakasih telah mengunjungi www.CirebonKuliner.com. Apabila berkenan, penulis CirebonKuliner.com berharap pembaca bersedia untuk menulis komentar yang positif atau kritik yang membangun, baik untuk kuliner/tempat makan yang diulas, ataupun juga untuk CirebonKuliner.com itu sendiri.