"Super" Fried Chicken


Semenjak kemunculannya, kuliner ayam goreng ala Barat yang lebih populer dengan embel-embel fried chicken di belakangnya, langsung menjadi idola di Indonesia karena rasanya yang memang enak. Seiring waktu, semakin banyak merk-merk fried chicken lainnya di berbagai negara, juga di Indonesia. Seiring waktu pula, masyarakat Indonesia mulai meniru-niru olahan ayam goreng ala Barat ini. Pembaca Cirebon Kuliner sendiri tentu kini sudah mudah melihat atau menemukan banyak sekali pedagang kaki lima pinggir jalan yang menjual ayam goreng ala Barat ini.

Dan saat ini, paling tidak di kota Cirebon, nampaknya satu merk ayam goreng fried chicken ala Barat dengan konsep kaki lima yang paling populer adalah "Super" Fried Chicken. Apabila pembaca Cirebon Kuliner sering jalan-jalan melewati jalan-jalan kecil di kota Cirebon, mungkin sering melihat banyak sekali cabang-cabang kecil kaki lima "Super" Fried Chicken. Dan salah satunya yang penulis Cirebon Kuliner kunjungi adalah kedai kecil "Super" Fried Chicken di jalan Arya Kemuning kota Cirebon.



Seperti yang sudah ditulis di awal, banyak pedagang ayam goreng serupa di kaki lima di banyak kota di Indonesia, termasuk di Cirebon. Namun nampaknya, saat ini, baru "Super" Fried Chicken yang memiliki banyak cabang dengan konsep yang sedikit berbeda, yaitu dengan menyediakan sedikit space atau ruangan bagi pengunjung yang ingin makan di tempat, tidak di bawa pulang atau take away. Iya, penjual ayam goreng fried chicken lainnya kebanyakan hanya menjual ayam gorengnya dengan gerobak sederhana, sehingga pembeli tidak bisa langsung menikmati hidangan langsung di tempat dengan meja dan kursi makan yang layak.

Ini adalah salah satu kelebihan "Super" Fried Chicken tentunya. Saat mengunjungi salah satu kedai "Super" Fried Chicken di jalan Arya Kemuning kota Cirebon, penulis memesan menu paket seharga Rp 7.500,- saja yang isinya, 1 nasi, 1 ayam goreng, dan 1 air mineral kemasan gelas plastik. Dan dengan menambah Rp 2.500,-, penulis Cirebon Kuliner menambahkan 1 porsi tambahan nasi lagi. Total yang harus dibayar adalah Rp 9.500,- saja. harga yang tentunya sangat murah saat ini. Tidak heran, "Super" Fried Chicken memiliki banyak pelanggan.

Soal rasa, tentunya tidak adil jika kita membandingkan "Super" Fried Chicken dengan merk-merk yang lebih ternama. Rasa dari ayam goreng ala "Super" Fried Chicken ini tentunya lumayan saja untuk ukuran kuliner kaki lima yang merakyat, sederhana, dengan harga murah nan terjangkau untuk masyarakat Indonesia. Tidak buruk, dan tentunya yang terpenting, layak konsumsi. Dan kehadiran "Super" Fried Chicken ini tentunya dapat membantu masyarakat berkemampuan ekonomi biasa-biasa saja, untuk dapat menikmati ayam goreng fried chicken dengan harga yang sangat terjangkau. Silahkan mencoba.

Es Pisang Ijo "Angin Mamiri"


Bagi yang belum tahu tentang apa itu Es Pisang Ijo, ini adalah kuliner khas Makasar yang sudah populer di Indonesia. Pisang yang dibalut adonan berwarna hijau, dihidangkan dengan bubur sumsum dan disiram sirup, kemudian diberi es batu. Rasanya? Tentu nikmat dan sangat menyegarkan. Bagaimana dengan di Cirebon? Sebetulnya, beberapa bulan kemarin di sekitaran tahun 2012 sampai 2013 ada beberapa penjual Es Pisang Ijo khas Makasar di kota Cirebon, namun sebagian besar (terutama yang rasanya enak) sudah tidak terlihat berjualan lagi.

Namun jangan khawatir, bagi pembaca Cirebon Kuliner yang gemar menikmati Es Pisang Ijo khas Makasar, penulis Cirebon Kuliner sudah menemukan lagi satu penjual kuliner segar ini di salah satu sudut jalan Perjuangan, tidak jauh dari komplek perumahan GSP kota Cirebon, namanya Es Pisang Ijo "Angin Mamiri". Dan menurut penulis Cirebon Kuliner, salah satu fakta yang menarik adalah bahwa Es Pisang Ijo "Angin Mamiri" dimiliki, dibuat dan dijual oleh orang asli Bugis Makasar.

Es Pisang Ijo "Angin Mamiri" jalan Perjuangan kota Cirebon ini memang belum terlalu lama berjualan, sampai artikel ulasan ini dibuat, baru sekitar 6 bulanan saja berjualan. Dan saat penulis Cirebon Kuliner berkunjung, penulis juga menemukan bahwa Es Pisang Ijo "Angin Mamiri" ini juga menjual dua lagi olahan pisang khas Makasar, yaitu Pisang Epe dan Pisang Sanggara Balanda. Mengenai Pisang Epe dan Pisang Sanggara Balanda, akan dibahas lebih lanjut.

Saat berkunjung, penulis Cirebon Kuliner hanya mencoba Es Pisang Ijo khas Makasar ala Es Pisang Ijo "Angin Mamiri" saja, karena penulis Cirebon Kuliner sendiri sudah lama mencari penjual Es Pisang Ijo di kota Cirebon yang kini sulit dicari. Dari penampilan, sudah sangat menarik dan membuat kita menelan lidah, terlebih rasanya, sungguh nikmat menyegarkan di tenggorokan, segar sekali. Dengan harga Rp 7.000,- saja, kita bisa menikmati Es Pisang Ijo khas Makasar, asli bikinan orang Makasar-nya lho...

Satu informasi yang juga mungkin bisa bermanfaat bagi masyarakat kota Cirebon, Es Pisang Ijo "Angin Mamiri" bekerja sama dengan Mom Non DORAYAKI dalam menjual Es Pisang Ijo buatannya. Iya, Mom Non DORAYAKI yang sebelumnya sudah dibahas penulis Cirebon Kuliner, berjualan Dorayaki otentik Jepang dan Lumpia Basah khas Bandung, kini juga menjual Es Pisang Ijo khas Makasar ala  Es Pisang Ijo "Angin Mamiri". Jadi, bagi masyarakat kota Cirebon yang ingin delivery Es Pisang Ijo khas Makasar, bisa menghubungi Mom Non DORAYAKI.






Ayam "Pejuang"


Ayam sudah menjadi makanan favorit banyak masyarakat di berbagai negara, tentu termasuk Indonesia. Pembaca Cirebon Kuliner tentu bisa menyebutkan sendiri apa saja olahan ayam dalam bentuk kuliner yang bisa kita santap, dari yang paling sederhana seperti ayam goreng, sampai hidangan mewah yang disajikan di hotel-hotel bintang lima. Di kota Cirebon sendiri, saat ini begitu banyak pengusaha dunia kuliner yang menjual kuliner berbahan dasar ayam dengan kreasinya masing-masing dan daya tariknya masing-masing.

Salah satunya adalah Ayam "Pejuang" yang terletak di jalan Perjuangan, Majasem kota Cirebon. Di warung makan Ayan "Pejuang" ini, pengunjung ditawari berbagai kuliner berbahan dasar ayam, bebek, juga ada seafood. Dari mulai ayam penyet, sampai seafood dari olahan ikan kakap, dan ada juga ikan etong. Selain itu, warung makan Ayam "Pejuang" juga menyajikan sop ayam, dan sayur asem. Menu kuliner yang sangat umum sebetulnya, tapi tetap saja menarik untuk dicoba, kan?


Penulis Cirebon Kuliner sendiri belum mendapatkan informasi, mengapa dinamakan Ayam "Pejuang". Mungkin, karena lokasinya yang terletak di jalan Perjuangan kota Cirebon. Mari langsung bahas rasa, dan harga saja. Saat berkunjung ke warung makan Ayam "Pejuang", penulis Cirebon Kuliner memesan menu paket yang isinya ayam penyet (goreng/bakar), lalab, sambal, teh tawar hangat, dengan bonus tahu dan tempe. Harganya, Rp 13.000,- saja!

Harga ini tentu relatif sangat murah, mengingat tempat makannya yang cukup nyaman, bersih, serta rasanya yang enak. Ayam gorengnya lumayan enak, sambal penyetnya pun lumayan enak, tahu tempenya pun tidak sekedar tahu tempe yang hambar tanpa rasa. Rp 13.000,- menurut penulis Cirebon Kuliner sangat layak. Jadi, bagi penikmat kuliner ayam, bebek, atau seafood, yang ingin makan dengan rasa yang enak, harga murah, dan tempat nyaman, bisa coba di warung makan Ayam "Pejuang" di jalan Perjuangan nomor 1 kota Cirebon.


Mie Yamien "Ateng"


Seperti yang sudah berkali-kali penulis Cirebon Kuliner tuangkan, kota Cirebon memang surganya mie yamien, dengan ciri khasnya sendiri, terutama di wilayah jalan Pandesan. Dengan latar belakang sejarah yang memang pada awalnya dipopulerkan oleh warga Cirebon keturunan Tionghoa yang tinggal di kawasan jalan Pandesan dengan berjualan mie yamien dengan cara berkeliling maupun warungan, mie yamien khas Cirebon terus bertahan dan semakin populer hingga kini.

Salah satu mie yamien di jalan Pandesan adalah warung Mie Yamien "Ateng". Untuk informasi tamahan saja, sang pemilik yang biasa dipanggil dengan Bapak Ateng, memang sebelumnya telah lama bekerja sebagai karyawan sebuah mie yamien yang sudah terlebih dahulu ada lebih lama dan telah populer di salah satu sudut jalan Pandesan. Dan pada akhirnya Bapak Ateng memtuuskan untuk membuka sendiri usaha kuliner mie yamien dengan cita rasa khas Cirebon.

Walaupun di kawasan jalan Pandesan, jalan Pekalangan kota Cirebon ini terdapat banyak penjual mie yamien dengan penampilan yang berbeda-beda, dari mulai mie yamien dengan gerobak dorong tanpa tenda, kemudian mie yamien dengan warung sederhana, mie yamien yang sudah dalam bentuk warung permanen, nampaknya masyarakat kota Cirebon sudah memiliki mie yamien favorit masing-masing. Termasuk warung Mie Yamien "Ateng" ini, walaupun warungnya sederhana, namun sudah memiliki pelanggan setianya sendiri.


Mie Yamien "Ateng" dijual seharga Rp 10.000,- saja per mangkok, dengan tambahan Rp 1.000,- saja kita bisa mendapat tambahan satu pangsit goreng untuk semakin melengkapi sajian mie yamien ala Bapak Ateng ini. Saat penulis Cirebon Kuliner berkunjung, penulis memesan satu porsi mie yamien komplit dengan pangsit goreng. Saat pesanan datang, dari penampilan mie-nya, potongan daging ayamnya, sampai aroma dari kuah baso dan siomay rebusnya, lumayan menggugah selerah.

Terlebih, setelah nyruput kuah baso itu, sungguh, rasa yang tergolong enak sekali untuk ukuran warung kaki lima sederhana seperti ini. Begitu juga dengan mie-nya itu sendiri, bumbu mie yamiennya tidak berlebihan, tidak terlalu manis, pas saja. Tidak heran kalau warung Mie Yamien "Ateng" ini bisa bertahan hingga kini semenjak kurang lebih mulai berdiri dari tahun 2008. Walaupun ada banyak pesaing dengan penampilan tempat yang lebih nyaman, tidak membuat warung Mie Yamien "Ateng" ini kehilangan pelanggan. Nah, bagi pembaca Cirebon Kuliner, khususnya yang gemar dengan mie yamien khas Cirebon, silahkan tentukan sendiri pilihan favorit mie yamien di kawasan jalan Pandesannya ya.



Mie Yamien "Pandesan"


Kawasan jalan Pandesan kota Cirebon memang terdapat banyak penjual mie yamien. Ternyata, sudah semenjak puluhan tahun yang lalu kawasan ini memiliki banyak penjual mie yamien. Darimana datangnya? Penulis Cirebon Kuliner mendapatkan informasi dari salah satu penjual mie yamien, Mie Yamien "Pandesan" jalan Pekalangan kota Cirebon, dan juga salah satu pengunjung warung mie yamien-nya yang juga penggemar mie yamien Cirebon, yang juga warga asli kawasan Pandesan.

Pada awalnya, warga keturunan Tionghoa lah yang menyebarkan kuliner mie yamien di kawasan ini. Hingga bertahun-tahun, ada beberapa warga keturunan Tionghoa yang menikah dengan warga pribumi, dan terus melestarikan berjualan mie yamien. Di kawasan ini pun terdapat banyak produsen mie. Iya, mie yang dijual pada warung-warung mie yamien kawasan Pandesa kota Cirebon adalah mie-mie buatan insdustri rumahan.



Penulis Cirebon Kuliner sendiri sudah membuat cukup banyak ulasan beberapa mie yamien yang ada di sekitaran jalan Pandesan kota Cirebon ini. Dan ini salah satu lagi, warung Mie Yamien "Pandesan" kota Cirebon. Dengan gerobak sederhana dan tenda yang sederhana pula, Mie Yamien "Pandesan" ikut meramaikan kawasan jalan Pandesan dengan mie yamien hidangannya. Dijual dengan harga Rp 10.000,- saja, dan isian yang cukup banyak, Mie Yamien "Pandesan" ini tentu bisa menjadi pilihan para penggemar mie yamien khas Cirebon.

Di kota-kota lainnya, mie yamien bisa disebut dengan istilah lain, bakmie, atau mie ayam mungkin? Akan tetapi, percayalah, mie yamien khas kota Cirebon memiliki karakteristk yang khas dan berbeda. Mie Yamien "Pandesan" berisi taburan daging ayam, dengan mie yang diberi bumbu dan disajikan kering, terpisah dengan kuah dan isian baso, tahu, dan lain-lainnya. Soal rasa, menurut penulis Cirebon Kuliner, tergolong enak. Soal selera memang, silahkan tentukan sendiri mie yamien khas Cirebon favorit pembaca Cirebon Kuliner.


Terimakasih telah mengunjungi www.CirebonKuliner.com. Apabila berkenan, penulis CirebonKuliner.com berharap pembaca bersedia untuk menulis komentar yang positif atau kritik yang membangun, baik untuk kuliner/tempat makan yang diulas, ataupun juga untuk CirebonKuliner.com itu sendiri.