Mie "Murni" Jln. Pasuketan


Satu lagi kuliner berbahan dasar mie khas Cina di kota Cirebon: Mie Murni yang terletak di jalan Pasuketan, tepatnya di seberang KFC di kawasan bekas Mall "Hero" (Cirebon Mall).


Menurut penulis CirebonKuliner, ini adalah mie Chinese yang otentik dan sangat enak yang ada di kota Cirebon. Dari tempat makannya yang memang dimiliki warga keturunan Cina, sajian lauk pelengkapnya seperti tahu, siomay, dll yang sangat khas Cina, sampai aroma dan rasanya yang sangat khas dan berbeda dengan Mie Baso biasa.


Pembaca CirebonKuliner dapat melihat di gambar yang penulis CirebonKuliner posting apa saja pelengkap dari Mie Murni ini selain mie dan basonya. Toppingnya terdiri dari potongan daging ayam, acar timun, dan sayuran, sedangkan pelengkapnya adalah siomay, beberapa macam baso, pangsit, dan tahu. Rasanya, istimewa!!


Nah soal harga Rp 83.000,- untuk semua yang penulis CirebonKuliner pesan. Lumayan tinggi memang harganya, tapi sepadan kok dengan rasanya!

Es Campur Jln. Pekalipan


Kota Bandung memang memiliki segudang inovasi dalam kulinernya. Salah satu kuliner kota Bandung yang populer di kota lain adalah Es Campur atau yang populer disebut juga Es Oyen. Di Cirebon, ada Es Oyen asal kota Bandung yang terkenal dan banyak pelanggannya, yaitu Es Campur "Bandung" yang terletak di jalan Pekalipan.


Es Oyen ini berisi beragam bahan makanan, seperti alpukat, timun suri, nangka, kelapa, susu kental, dll. Jelas, Es Campur ini sangat pas untuk dinikmati di Cirebon terutama di siang hari saat cuaca kota Cirebon sedang hot banget. Rasanya pun enak.


Jadi, Es Campur "Bandung" jalan Pekalipan ini layak dicoba jika teman-teman ingin mencari yang segar-segar di kota Cirebon.

Empal Gentong Jln. Pekiringan


Empal Gentong adalah salah satu kuliner khas Cirebon yang banyak digemari banyak orang termasuk dari luar kota Cirebon. Di Cirebon sendiri, tentu saja banyak sekali penjual Empal Gentong. Banyak yang terkenal, banyak yang enak, salah satunya adalah Empal Gentong yang terletak di sebuah gang kecil dan lumayan sempit di kawasan jalan Pekiringan kota Cirebon.


Empal Gentong ini sudah ada semenjak dulu dan sampai saat ini tempat makan ini selalu ramai dikunjungi pembeli yang ingin menikmati Empal Gentong. Yang khas dari tempat makan ini adalah lokasinya yang terletak di sebuah gang sempit yang merupakan jalan tembus dari jalan Pekiringan (bekas Pasar Balong).


Soal rasa, menurut penulis CirebonKuliner sudah tidak perlu banyak diceritakan, karena dilihat dari sudah lamanya tempat makan ini berdiri dan masih banyaknya pengunjung yang datang sudah cukup membuktikan bahwa Empal Gentong di tempat ini memang enak. 

Selain itu, untuk satu porsi Empal Gentong, krupuk dan emping, serta Es Teh Tawar, kita cukup membayar tidak lebih dari Rp 15.000,-. Mungkin, kekurangan dari tempat makan ini adalah keberadaan pengamen yang terkadang mengganggu pengunjung yang sedang menikmati makanannya.

Es Tape Jln. KS Tubun


Kalau tape ketan, mungkin hampir semua orang sudah tahu dan pernah mencobanya. Tapi kalau Es Tape Ketan, mungkin baru beberapa orang saja. Di Cirebon, ada penjual Es Tape Ketan yang sangat terkenal dan setiap hari di siang hari pasti selalu diramaikan pembeli. Populer dengan sebutan Es Tape KS Tubun.


Pemiliknya adalah Mang Murani yang bertempat tinggal di Bakung (daerah Pasar Celancang). Menurut beliau, Es Tapenya ini sudah ada semenjak beliau masih keliling dan Grage Mall baru saja dibangun. Wah... sudah lama juga ya ternyata...


Rasanya memang segar sekali rasanya. Saat penulis CirebonKuliner berkunjung di siang hari sekitar pukul 11.00, "lapak" Es Tape ini sedang ramai dikunjungi banyak pengunjung.


Iya, Es Tape KS Tubun yang menyajikan Tape Ketan di dalam gelas dengan dicampur air gula dan campuran sirup jeruk serta tentunya es batu ini memang terasa sangat segar, terutama jika dinikmati di siang hari saat cuaca kota Cirebon sedang panas-panasnya. Tidak heran jika Es Tape KS Tubun milik Mang Murani ini selalu ramai dikunjungi pembeli dari berbagai kalangan karena sangat pas dengan cuaca kota Cirebon yang sangat panas di siang hari. Apalagi, harga segelas Es Tape ini hanya Rp 2.000 saja.

Jadi, yang belum coba, wajib coba nih Es Tape KS Tubun di jalan KS Tubun kota Cirebon!

Nasi Jamblang "Mang Dul"


Banyak nasi jamblang di Cirebon yang enak, tapi kayaknya ngga afdol ya kalau belum makan nasi Jamblang Mang Dul. Tampaknya, "Mang Dul" sudah menjadi ikon nasi Jamblang di kota Cirebon. Ya, kali ini, cirebonkuliner akan bahas soal nasi Jamblang "Mang Dul" yang terletak di Jalan DR Cipto, tepatnya di sekitaran lampu merah Gunung Sari di dekat kantor BCA Gunung Sari. Pasti sebagian besar masyarakat Cirebon sudah tahu dimana nasi Jamblang "Mang Dul."


"Mang Dul" buka dari pagi sampai malam hari. Saat saya berkunjung sekitar pukul 20:00, tempat makan ini dalam keadaan yang tidak begitu ramai. Saya memesan menu "wajib" di nasi Jamblang, yaitu sambal goreng, tempe goreng, perkedel dan bumbu daging. Iya, ada yang bilang: "Klo makan Jamblang ga pake tempe sama sambal, ya ga jadi."


Kebetulan, tempe yang disajikan baru saja selesai digoreng, jadi lebih nikmat, kering dan gurih. Nasinya, seperti kebanyakan nasi Jamblang, beraroma sedikit daun Jati yang memang digunakan untuk membungkusnya. Sambalnya terasa enak, tidak terlalu manis, tidak terlalu pedas juga, pas. Begitu juga perkedelnya, tidak terlalu asin, tidak juga pahit, tidak terlalu kering, tidak juga terlalu lembek, sekali lagi, pas.


Tempat makannya pun nyaman, dan bersih. Pelayanannya juga cukup memuaskan. Dan soal harga, dengan kepopuleran seperti saat ini, harga yang ditawarkan masih terbilang murah. Untuk dua porsi nasi Jamblang dengan menu sedang, cukup membayar tidak lebih dari Rp 18.000,-. Apalagi yang saya tahu, ada beberapa penjual nasi Jamblang yang menawarkan harga begitu mahal dengan rasa yang tidak istimewa. Saya pikir nasi Jamblang "Mang Dul" memang recommended.

Baso Urat "Mas No" Jln. Kanggraksan


Hampir semua orang menyukai baso. Dari anak kecil sampai orang dewasa. Di Indonesia saat ini, sudah ada berbagai macam varian baso yang ditawarkan penjualnya. Dari mulai baso urat, sampai baso tulang, bahkan sekarang ada baso keju. Yang saat ini akan dibahas penulis CirebonKuliner adalah salah satu warung baso urat terkenal di Cirebon: warung baso "Mas No" yang ada di jalan Kanggraksan.


Saat berkunjung, lapak milik Mas No - seperti biasa - sedang ramai dikunjungi penikmat baso di kota Cirebon. Penulis CirebonKuliner memesan satu porsi baso urat dengan bihun sebagai karbohidratnya.


Pertama seperti biasa, setiap penulis CirebonKuliner mencoba baso, sebelum menambahkan saos tomat, sambal, kecap dan cuka, penulis CirebonKuliner selalu mencoba kuah aslinya. Rasanya gurih dan sedap. Baru penulis CirebonKuliner tambahkan pelengkap lainnya. Baso uratnya yang terpenting, memang enak.



Iya, baso urat buatan Mas No memang enak. Ngga heran kalau lapaknya yang biasa buka dimalam hari ini selalu ramai dikunjungi pembeli. Jadi, untuk teman-teman orang Cirebon penikmat baso, khususnya baso urat, warung baso urat milik Mas No di jalan Kanggraksan ini memang layak dicoba, apalagi harganya juga lumayan murah, untuk dua porsi baso dengan tambahan 6 krupuk besar, 2 baso urat cukup merogoh kocek sebesar Rp 15.000,-.

Steak "Al-Ghiff" Jln. Moh. Toha


"Al-Ghiff" adalah salah satu warung makan di Cirebon yang menyajikan steak sebagai hidangan utamanya. Dan Al-Ghiff memiliki beberapa cabang di kota Cirebon seperti salah satunya di Perumnas.



Warung makan ini memang belum terlalu lama berdiri di Cirebon, tapi dari pengamatan penulis CirebonKuliner warung ini lumayan selalu ramai dikunjungi pengunjung, terutama di malam minggu. Mungkin karena tempatnya yang cukup cozy atau nyaman dan harganya yang relatif murah.



Penulis CirebonKuliner memesan Tenderloin Steak, dan Chicken Steak Crispy. Kita bahas yang original Tenderloin Steak dulu. Dari penampilan, kuliner ini dihidangkan di atas hotplate yang kebanyakan dipakai di tempat-tempat makan yang menyajikan hidangan hotplate. Dari sisi rasa, menurut penulis CirebonKuliner tidak mengecewakan.


Tenderloin Steak Al-Ghiff


Chicken Crispy Steak Al-Ghiff
Agak berbeda dengan yang Chicken Steak Crispy. Adonan tepung terigu yang dipakai menurut penulis CirebonKuliner cukup gurih, dan cukup menyatu dengan saus (bumbu) yang disiram di atasnya. Sedangkan soal harga, warung makan ini terbilang memberi harga yang cukup terjangkau dengan kisaran harga dari Rp 10.0000 sampai Rp 30.000.

Jadi bagi anda pembaca CirebonKuliner yang doyan steak, warung steak "Al-Ghiff" ini layak dijadikan opsi tambahan.



Steak "Jalanan" Jln. Karanggetas


Saat ini, banyak kuliner asal luar negri yang diadaptasi dan ditawarkan di Indonesia oleh banyak tempat makan, salah satunya adalah jenis kuliner steak atau daging panggang. Di Cirebon, sudah ada beberapa warung makan yang menyajikan steak sebagai kuliner utamanya. Salah satunya adalah warung steak "Jalanan."

Warung ini hanya buka di malam hari di jalan Karanggetas di depan salah satu toko emas di jalan Karanggetas. Yang membuat menarik adalah slogan "Rasa Bintang Lima, Harga Kaki Lima". Mirip salah satu restoran seafood franchise ya? Hehehee...


Penulis CirebonKuliner memesan beef steak. Tak lama memesa, steak pun datang. Yang membuat penulis CirebonKuliner agak kaget adalah tekstur dagingnya. Teksturnya ngga khas daging steak yang asli di potong langsung dari sapi. Tapi teksurnya adalah tekstur daging giling, yang amoh (tidak keras), mudah terpotong. Dan jelas, rasanya justru mirip dengan daging kornet.


Buat penulis CirebonKuliner, hal ini bukan sebuah kekurangan, namun justru bisa menjadi sebuah inovasi. Dan alangkah akan lebih menariknya jika tempat makan ini diberi nama - misalnya - Warung Steak Giling, karena dagingnya bukanlah daging steak kebanyakan namun daging giling seperti kornet. Dari tempat, rasa, dan harga, tempat makan ini cocok untuk para kawula muda yang ingin bersantap malam sekaligus nongkron bareng teman-teman.


Mie Koclok "Panjunan"



Mie koclok adalah salah satu makanan khas dari kota Cirebon. Bahan pelengkap dalam kuliner ini adalah telor, suwiran daging ayam, dan beberapa sayuran seperti tauge, daun bawang lalu disiram kuah kental yang gurih. Tentu, banyak sekali penjual mie koclok di kota Cirebon, tapi hanya ada beberapa yang terkenal se-Cirebon karena kualitas atau rasanya, dan salah satu yang terkenal adalah Mie Koclok "Panjunan" yang terletak di kawasan jalan Panjunan.



Tempat makan ini memang biasa mulai buka dari sore sampai malam. Saat penulis CirebonKuliner berkunjung, tempat ini sedang ramai dikunjungi pengunjung. Dan begitu sajian kuliner mie koclok telah siap disajikan, penulis CirebonKuliner langsung menyantapnya.



Sebetulnya, penulis CirebonKuliner tidak begitu menggemari atau doyan mie koclok, tapi ngga papa, niat penulis CirebonKuliner membuat blog ini kan memaparkan informasi tentang kuliner-kuliner yang ada di kota Cirebon. Rasa dari mie koclok yang paling khas adalah rasa dari kuah kentalnya yang disiram di atas mie dan bahan pelengkap lainnya. Rasanya gurih dan sedikit asin. Dan seperti reputasinya, rasa mie koclok di tempat ini memang enak.


Jadi buat para pembaca yang belum tahu soal mie koclok Panjunan, silahkan coba untuk menambah referensi.

Martabak "Sinar Bulan"


Penulis CirebonKuliner yakin, banyak di antara kita yang suka martabak, termasuk saya penulis CirebonKuliner. Nah, di Cirebon, ada beberapa pembuat martabak yang terkenal, salah satunya adalah martabak "Sinar Bulan". Entah dari tahun berapa martabak ini sudah ada di kota Cirebon, sudah lama sekali pastinya. Mungkin sudah puluhan tahun usia warung martabak ini.



Penulis CirebonKuliner memesan martabak keju susu. Yang khas dari martabak "Sinar Bulan" adalah ngga lengket seperti martabak pada umumnya. Artinya, si martabaknya itu "bersih", tidak begitu berminyak, tidak kebanyakan mentega. Rasa kejunya masih terasa sekali, karena belum meleleh seperti martabak kebanyakan.


Iya, keju di martabak "Sinar Bulan" masih utuh berupa parutan keju yang belum meleleh terkena panas. Itu yang membuat rasa martabak keju susu "Sinar Bulan" ini begitu khas. Oh ya, martabak "Sinar Bulan" terletak di jalan Kalibaru Utara kota Cirebon. Jadi, bagi pembaca CirebonKuliner yang gemar dengan martabak, silahkan mencoba martabak ini.

Seafood & Pecel "Taurus 21"



Pecel lagi dan seafood lagi. Mudah-mudahan pembaca ngga bosan ya. Kan tujuan dari blog ini memang berbagi informasi berbagai kuliner yang ada di Kota Cirebon. Memang, kuliner asli Cirebon seperti nasi lengko, nasi jamblang, dan empal malah belum ter-posting di blog ini. Ke depannya, penulis CirebonKuliner usahakan akan memuat artikel kuliner yang asli Cirebon.



Kawasan Jalan Cipto kota Cirebon merupakan salah satu kawasan yang memiliki berbagai tempat makan dengan banyak varian kuliner. Salah dari sekian banyak adalah warung seafood yang baru saja penulis CirebonKuliner kunjungi: "Taurus 21".


Warung seafood ini juga sekaligus menyajikan kuliner khas kota Lamongan, pecel lele dan "kawan-kawannya" yaitu bebek goreng, dan ayam goreng. Iya, seperti warung pecel lele di jalan Tuparev yang pernah penulis CirebonKuliner bahas juga di blog ini.


Dari penampilan luar, warung ini cukup menarik perhatian karena kain khas yang menutupi warung ini terbilang bersih seperti baru, tempatnya cukup besar, pencahayaannya juga cukup terang.

Seperti  biasa, penlis CirebonKuliner pesan menu favorit, bebek goreng, dan juga Kerang Asam Manis untuk istri penulis CirebonKuliner. Memang, pecel Lamongan selalu nikmat disantap dimalam hari karena segarnya sambal pecel khas Lamongan. Rasa dari hidangan warung pecel dan seafood "Taurus 21" ini tergolong enak. Tempatnya pun nyaman.

Sate Ayam Madura Jln. Kartini



Sate ayam ini sudah menjadi langganan penulis CirebonKuliner dan keluarga semenjak lama. Sampai sekarang, sate ayam asli Madura ini tetap bertahan. Sekarang, sang pemilik sate ayam yang biasa buka dari sore sekitar pukul 17.00 WIB ini tidak lagi melayani langsung para pembeli. Entah kenapa. Tapi yang terpenting, kualitasnya tidak pernah menurun.





Termasuk saat kemarin, Minggu, 10 Juni 2012 penulis CirebonKuliner menyantap kembali sate ayam - tepatnya, sate kulit ayam - yang terletak di jalan Kartini, tepatnya di seberang Hotel Cirebon Plaza. Sate ayam ini juga mempunyai pos satu lagi, masih di jalan Kartini, tepatnya di seberang bekas Hotel Kharisma, di samping jembatan jalan Bima.





Iya, semenjak penulis CirebonKuliner kecil, penulis CirebonKuliner dan keluarga selalu memesan sate kulit ayam, bukan daging ayam karena rasanya yang sangat khas; kenyal, gurih, lezat, dipadu dengan bumbu sate yang kekentalannya pas sekali, rasa gurih kacangnya pun pas sekali dipadu dengan manisnya kecap. Bukan berarti sate daging ayamnya tidak enak, enak juga, tapi penulis CirebonKuliner dan keluarga sangat menggemari sate kulit ayam.



Jadi, bagi yang ingin mencoba sate ayam dengan citarasa dan sensasi yang berbeda, silahkan coba sate kulit ayam di jalan Kartini kota Cirebon ini. 10 tusuk sate kulit ayam dan 1 botol teh botol sosro cukup ditebus dengan harga kurang dari Rp 20.000,-. Harga yang menurut penulis CirebonKuliner sedang, dan yang penting sepadan dengan kualitas satenya, baik itu sate daging ayam, maupun sate kulit ayamnya.

Terimakasih telah mengunjungi www.CirebonKuliner.com. Apabila berkenan, penulis CirebonKuliner.com berharap pembaca bersedia untuk menulis komentar yang positif atau kritik yang membangun, baik untuk kuliner/tempat makan yang diulas, ataupun juga untuk CirebonKuliner.com itu sendiri.