Ayam Goreng "Santa"


Kuliner yang digemari banyak orang tidaklah harus kuliner yang mewah atau macam-macam. Kuliner sederhana pun tentu memiliki banyak penggemar. Begitu juga dengan tempat makannya, tidak musti yang mewah dan berkelas memiliki banyak fans. Di kota Cirebon, ada penjual kulit kulit ayam goreng kering yang dijual dengan nasi sebagai makan siang, populer dengan sebutan Ayam Goreng "Santa" karena lokasinya di depan SMA Santa Maria kota Cirebon atau di jalan Sisingamangaraja.

Ayam Goreng "Santa" ini memang terkenal sampai di luar area sekolah Santa Maria itu sendiri. Banyak masyarakat Cirebon yang memilih Ayam Goreng "Santa" ini untuk menu makan siang. Dari mulai murid-murid sekolah Santa Maria itu sendiri, sampai karyawan kantoran yang lokasi kerjanya tidak jauh dari Ayam Goreng "Santa," sampai masyarakat sekitar yang tinggal tidak jauh dari Ayam Goreng "Santa."

Penulis Cirebon Kuliner sendiri pun berkesempatan mengunjungi Ayam Goreng "Santa." Ayam Goreng "Santa" ini memang menujual ayam goreng dalam bentuk sate yang digoreng kering. Andalannya? Kulit ayam yang ditusuk sate dan digoreng kering sampai mengeluarkan suara "kress.. kress..." ketika dimakan. Komplit dengan nasi dan sambal, kuliner yang satu ini memang diidolakan banyak orang.



Dengan rasa yang gurih asin dan kriuk kriuk, serta pedas dari sambal, dan mengenyangkan dengan adanya nasi, Ayam Goreng "Santa" menjadi idola. Ditambah lagi, harga yang murah, hanya Rp 10.000,- untuk 3 porsi nasi dan 5 tusuk kulit ayam goreng. Tidak heran, walaupun tempatnya hanyalah gerobak dengan kursi panjang di emperan jalan, Ayam Goreng "Santa" selalu ramai terutama di siang hari.

Belum tahu dan penasaran? Silahkan datang dan coba sendiri Ayam Goreng "Santa" di jalan Sisingamangaraja, atau tepatnya di depan SMA Santa Maria, atau di seberang Rumah Sakit Pelabuhan kota Cirebon.

Ayam Tulang Lunak "Mas Adik"


Inovasi ayam goreng tulang lunak memang sudah ada semenjak lama. Pada awal kemunculan inovasi ini, kuliner ayam tulang lunak sepertinya menjadi hidangan yang lumayan berkelas. Namun pada saat ini, kuliner ayam goreng tulang lunak sudah menjadi hidangan yang bisa dinikmati semua kalangan. Seperti di kota Cirebon, di kawasan jalan Cipto, tepatnya di depan SMA Kristen kota Cirebon, ada warung kaki lima pinggir jalan Ayam Goreng Tulang Lunak "Mas Adik."

Penulis Cirebon Kuliner berkesempatan mencoba bagaimana rasa hidangan dari Ayam Goreng Tulang Lunak "Mas Adik" di jalan Cipto kota Cirebon ini. Di kawasan jalan Cipto kota Cirebon saat ini memang teradapat banyak warung kaki lima yang menjual berbagai macam kuliner untuk santap malam masyarakat Cirebon.


Saat mengunjungi warung kaki lima Ayam Goreng Tulang Lunak "Mas Adik" penulis Cirebon Kuliner memesan satu porsi ayam goreng tulang lunak dengan satu porsi nasi, harganya, Rp 8.000,- saja. Soal rasa, menurut selera penulis Cirebon Kuliner, lumayan saja. Dengan harga yang sangat terjangkau dan rasa yang lumayan, Ayam Goreng Tulang Lunak "Mas Adik" memang bisa dijadikan pilihan bagi masyarakat Cirebon yang ingin menikmati ayam goreng dengan cita rasa yang berbeda namun tetap terjangkau.

Kue Tapel "Pasuketan"


Kue Tapel bisa dibilang adalah jajanan ringan khas Cirebon yang sudah agak langka, karena penjual kue tapel khas Cirebon di kota Cirebon sendiri hanya ada beberapa yang populer dan masih berjualan hingga saat ini. Yang paling populer di Cirebon dan pernah diulas penulis Cirebon Kuliner adalah Kue Tapel "Ibu Oom" yang terletak di dekat Pasar Kanoman.

Dan ini satu lagi yang masih berjualan hingga artikel ulasan ini dibuat, yaitu Kue Tapel "Pasuketan." Sesuai namanya, kue tapel ini biasa dijajakan penjualnya di jalan Pasuketan kota Cirebon, tepatnya persis di lampu merah jalan Pasuketan menuju jalan Pekiringan. Tepat di depan sebuah toko Mas, di samping Hoogland Bakery.



Satu piece kue tapel khas Cirebon ini dijual dengan harga Rp 1.500,- saja. Rasanya manis legit, gurih dan ada renyah dari kulit adonannya. Lumayan untuk mengganjal perut, karena ada beberapa irisan buah pisang saba di dalamnya. Mungkin, kalau penulis Cirebon Kuliner boleh sebut, kue tapel khas Cirebon ini ada kemiripian dengan kue kering serupa yang berasal dari negara Perancis, crepes.

Jadi, bagi pembaca Cirebon Kuliner yang penasaran dan belum pernah mencoba kue tapel khas Cirebon, silahkan datang dan coba kue tapel di jalan Pasuketan kota Cirebon, persis di lampu merah jalan Pasuketan, di samping toko roti Hoogland Bakery.

Ketoprak "Pasuketan"


Bagi sebagian orang, ketoprak mungkin hanyalah kuliner biasa yang sederhana. Namun bagi sebagian lainnya, bisa jadi, hidangan yang sederhana ini merupakan hidangan yang memiliki kenangan tersendiri, yang walaupun isinya adalah bahan-bahan makanan sederhana, tidak modern, namun tetap berasa lezat bagi penggemarnya masing-masing.

Di Cirebon sendiri, kuliner ketoprak merupakan kuliner yang banyak dijual di pinggir-pinggir jalan dengan gerobaknya yang khas. Ketoprak juga biasa dinikmati berbagai kalangan, walaupun mungkin kebanyakan kalangan berkantong pas-pasan. Namun begitu, banyak juga kalangan ber-duit yang gemar menyantap kuliner sederhana ini.

Nah.. ada satu penjual ketoprak di Cirebon yang sudah puluhan tahun berjualan. Dahulu pada saat awal berjualan, berlokasi di Pasar Balong, yang kini sudah berganti menjadi pusat penjualan DVD bajakan dan beberapa toko saja. Kini, penjual ketoprak ini sudah beralih lokasi selama belasan tahun terakhir di jalan Pasuketan, tidak jauh dari KFC (Kentucky Fried Chicken) di Cirebon Mall.

Sampai saat ini, Ketoprak "Pasuketan" masih bertahan dan masih memiliki penggemarnya masing-masing. Saat penulis Cirebon Kuliner berkunjung, penulis Cirebon mencoba mencicipi satu porsi Ketoprak "Pasuketan" ini. Dan memang, rasanya yang sederhananyalah yang membuat ketoprak ini justru menjadi lezat. Bagi warga sekitar, tentu tidak asing lagi dengan ketoprak ini. Apalagi dijual dengan harga yang masih murah, Rp 6.000,- saja per porsinya. Silahkan mencoba Ketoprak "Pasuketan" di jalan Pasuketan kota Cirebon.


Baso GoLi (Goyang Lidah) Jln. Cangkring



Penulis Cirebon Kuliner yakin, hampir semua dari kita gemar dengan kuliner yang satu ini, baso. Iya, kuliner yang terbuat dari olahan daging sapi berbentuk bulat ini memang sudah menjadi kuliner sejuta umat, bukan hanya di Indonesia, tapi bahkan sampai seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, baso dihidangkan dengan berbagai varian. Yang paling populer tentu diantaranya adalah mie baso, mie yamin, mie ayam baso, dan lain-lainnya seperti sup, cuangki, dan masih banyak lagi.

Di kota Cirebon sendiri, tentu banyak warung-warung baso yang populer, baik di pinggiran kota Cirebon, maupun di tengah kota Cirebon. Dan salah satu tempat makan baso yang populer di kota Cirebon adalah Baso GoLi atau Goyang Lidah yang berlokasi di jalan Cangkring kota Cirebon. Setiap hari, baik siang maupun malam, warung baso ini hampir selalu penuh dikunjungi para pelanggannya.

Untuk itu, penulis Cirebon Kuliner ingin meliput warung Baso GoLi jalan Cangkring ini supaya pembaca Cirebon Kuliner yang belum mencoba bisa tahu tentang warung Baso GoLi ini. Saat penulis Cirebon Kuliner berkunjung, penulis melihat ada beberapa pilihan. Secara garis besar, ada mie baso, ada mie ayam. Tergantung selera, silahkan pilih. Yang penulis Cirebon Kuliner pesan adalah mie baso.





Satu porsi mie baso ala Baso GoLi jalan Cangkring kota Cirebon ini, dengan satu teh kemasan botol, berharga Rp 11.000,- saja. Harga yang relatif murah untuk warung baso yang besar, nyaman, dan di tengah kota pula. Dan soal rasa, mie baso ala Baso GoLi jalan Cangkring kota Cirebon ini juga memang tergolong enak. Tidak heran kalau warung Baso GoLi ini selalu ramai oleh para pelanggannya.

Jadi, bagi pembaca Cirebon Kuliner yang mengaku penggemar baso, rasanya tidak ada salahnya kalau mencoba baso di warung Baso GoLi atau Goyang Lidah, di jalan Cangkring kota Cirebon. Silahkan datang berkunjung dan mencoba.

Nasi Jamblang "Ibad Otoy"


Sebagai kota asal dari kuliner nasi Jamblang, tentu kota Cirebon memiliki banyak sekali penjual kuliner nasi Jamblang, dari mulai yang dijual dengan cara berkeliling pemukiman penduduk di pagi hari, dengan lapak kecil di emperan jalan, warungan, hingga yang sudah berbentuk seperti resto. Dan salah satu tempat makan nasi Jamblang yang populer di kota Cirebon adalah Nasi Jambalng "Ibad Otoy" di LIDO, jalan Cipto kota Cirebon.

Iya, bagi warga Cirebon tentu sudah tahu bahwa di LIDO, selain tempat bermain olahraga bowling, juga adalah tempat orang Cirebon mencari makan, karena di sini terdapat beberapa macam kuliner yang ditawarkan. Dan salah satunya tentu adalah Nasi Jamblang "Ibad Otoy" khas Cirebon. Nasi Jamblang "Ibad Otoy" ini tidak hanya ramai diperbincangkan di dunia maya, tapi juga memang pada kenyataannya warung makan nasi Jambang khas Cirebon ini juga selalu ramai dikunjungi para pelanggannya.

Nasi Jamblang "Ibad Otoy" tentu menawarkan berbagai macam lauk pauk khas nasi Jamblang. Nasi Jamblang "Ibad Otoy" hadir dengan kenyamanan tersendiri, karena walaupun bukan restoran, namun Nasi Jamblang "Ibad Otoy" cukup memberi kenyamanan bagi para pelanggannya karena dapat menampung cukup banyak pengunjung.



Saat penulis Cirebon Kuliner berkunjung, penulis memesan nasi Jamblang khas Cirebon dengan beberapa menu khasnya, yaitu dua porsi nasi Jamblang dengan sambal goreng khas nasi Jamblang, 2 tempe goreng, dan 1 sate kentang, serta es teh manis untuk minumnya, semua ini hanya Rp 7.000,- saja. Saat berkunjung, warung Nasi Jamblang "Ibad Otoy" seperti biasanya sedang ramai dikunjungi para pelanggannya, baik dari Cirebon, maupun dari luar kota Cirebon.

Memang, walaupun nasi Jamblang menghadirkan lauk pauk yang sederhana dan rasanya pun tidak jauh beda satu sama lain, namun masing-masing warung nasi Jamblang ini memiliki masing-masing penggemar dan pelanggan setianya. Jadi, ini soal selera, silahkan pembaca Cirebon Kuliner tentukan sendiri mana nasi Jamblang yang paling cocok dengan selera pembaca Cirebon Kuliner.

Sate Ayam Madura "PGC"


Penulis Cirebon Kuliner sudah mengulas beberapa sate ayam khas Madura yang populer dan sudah lama eksis di Cirebon dan masih bertahan hingga kini. Satu lagi, Sate Ayam Madura "PGC." Sesuai namanya, sate ayam khas Madura yang satu ini berlokasi tidak jauh dari PGC atau Pusat Grosir Cirebon, atau yang dulu bernama Pasar Pagi. Sate Ayam Madura ini berlokasi di seberang PGC.

Sate Ayam Madura "PGC" sudah eksis berjualan di Cirebon cukup lama, dan hingga kini masih dapat bertahan dan belum kehilangan pelanggannya. Hampir setiap malam, Sate Ayam Madura "PGC" ini selalu dikunjungi para pelanggannya. Walaupun tidak terlalu ramai, tapi konsisten.

Penulis Cirebon Kuliner berkesempatan mengunjungi Sate Ayam Madura "PGC" ini. Penulis Cirebon Kuliner memesan 10 tusuk sate ayam Madura dengan satu porsi lontong, semuanya ini seharga Rp 12.000,- saja. Harga yang cukup murah tentunya. Rasa dari Sate Ayam Madura "PGC" ini juga memang tergolong enak. Tidak heran kalau Sate Ayam Madura "PGC" ini dapat bertahan hingga kini.



Bagi penggemar sate ayam khas Madura, Sate Ayam Madura "PGC" ini cukup layak untuk dicoba. Jadi, silahkan datang dan icipi sate ayam atau ada juga sate kambing khas Madura di Sate Ayam Madura "PGC" jalan Siliwangi, seberang PGC atau Pusat Grosir Cirebon.

Brownies Tape "Labilla"


UPDATE 30 September 2015

Brownies Tape Labilla oleh-oleh khas Cirebon kini tersedia di jalan Pilang Raya kota Cirebon dan jalan Cangkring I kota Cirebon. Jadi, bagi masyarakat kota Cirebon atau wisatawan dari luar kota yang datang berkunjung ke kota Cirebon, kini bisa semakin mudah mencari dan membeli brownies tape Labilla oleh-oleh kota Cirebon.





Kota Cirebon, khususnya warganya kini sudah semakin kreatif dalam berkreasi, paling tidak, terlihat di dunia kuliner kota Cirebon saat ini. Bisa dilihat, perkembangan dunia kuliner di kota Cirebon begitu pesat. Banyak sekali tempat-tempat makan yang dahulu tidak pernah ada. Macam-macam tempat makan di Cirebon hadir dengan berbagai kreasi menu yang ditawarkan.

Dan kini, Cirebon memiliki satu lagi kuliner khasnya hasil kreasi putra putri Cirebon, yaitu brownies tape "Labilla." Yup, brownies memang bisa dikatakan berasal dari kota Bandung. Dan kini banyak pebisnis kuliner yang mengkreasikan brownies dengan berbagai inovasinya. Di Cirebon, ada brownies yang terbuat dari tape. "Labilla" Brownies Tape mencoba menawarkan sesuatu yang berbeda.




Penulis Cirebon Kuliner mencoba brownies tape "Labilla" dengan rasa keju. Jelas ada yang berbeda, yaitu rasa tape yang begitu kentara di brownies tape ini. Iya, jika brownies pada umumnya berasa dominan coklat atau adonan kebanyakan, lain halnya dengan rasa dari Brownie Tape "Labilla" ini. Jika pembaca Cirebon Kuliner pernah memakan tape singkong, atau peuyeum  dalam bahasa Sunda, maka seperti itulah kira-kira rasa dari adonan brownies tape "Labilla" ini. Enak, berbeda, baru. Dan yang terpenting adalah, khas Cirebon. Dan produk brownies tape "Labilla" ini juga bisa dijadikan sebagai oleh-oleh khas Cirebon.

Oiya, Brownies Tape "Labilla" belum memiliki outlet sendiri, jadi jika ada diantara pembaca Cirebon Kuliner yang ingin datang berkunjung, langsung saja mampir ke tempat produksinya di jalan Moh. Toha Gg. Al-Hidayah No.282 kota Cirebon. Atau langsung kontak di BBM 528b82bd / HP 081313363114. Jadi, bagi pengunjung kota Cirebon dari luar kota, yang ingin membawa oleh-oleh khas Cirebon untuk keluarga atau relasi di kota asal setelah berkunjung kota Cirebon, bisa pilih brownies tape "Labilla" sebagai oleh-oleh khas Cirebon.




Nasi Jamblang "Mang Kumis"


Salah satu kuliner khas Cirebon yang paling populer adalah nasi Jamblang. Iya, selain ke-khas-an nasi Jamblang yang dibungkus daun jati, juga karena kelezatannya dan macam-macam lauk pauknya yang dapat dipilih pengunjung. Tentu, di kota Cirebon sendiri terdapat banyak sekali penjual nasi Jamblang, dari mulai Ibu-ibu penjual nasi Jamblang yang menjual nasi Jamblang dengan dipikul dan keliling pemukiman rumah warga di pagi hari, sampai warung kaki lima pinggir jalan dan yang sudah berbentuk rumah makan sederhana.

Namun begitu, tempat makan yang nyaman dan berkesan mewah tidak menjamin kelezatan dari nasi Jamblang. Yup, bagi pembaca Cirebon Kuliner yang asli orang Cirebon, tentu tahu betul, bahwa walaupun lauk pauk nasi Jamblang adalah serba sederhana, namun tidak semua nasi Jamblang enak. Penulis Cirebon Kuliner sendiri melalu CirebonKuliner.com sudah beberapa kali mengulas tempat makan nasi Jamblang di kota Cirebon, yang populer tentunya.

Dan dikesempatan kali ini, satu lagi tempat makan nasi Jamblang khas Cirebon di kota Cirebon, yaitu Nasi Jamblang "Mang Kumis" yang biasa buka lapak kaki lima di salah satu sudut jalan Cipto kota Cirebon, tepatnya di seberang Carrefour, di samping tempat bimbingan belajar Tridaya. Apabila pembaca Cirebon Kuliner sering melewati jalan Cipto dan melihat warung tenda Nasi Jamblang "Mang Kumis" ini tentu setuju jika penulis Cirebon Kuliner bilang bahwa warung Nasi Jamblang "Mang Kumis" ini selalu ramai di malam hari.


Betul, silahkan coba lewat dan perhatikan, Nasi Jamblang "Mang Kumis" selalu ramai dikunjungi para pelanggan setianya setiap malam. Nasi Jamblang "Mang Kumis" ini memang sudah cukup lama berjualan di jalan Cipto kota Cirebon, dan hingga kini masih memiliki pelanggan setianya. Untuk itu, penulis Cirebon Kuliner tertarik untuk mengulas warung Nasi Jamblang "Mang Kumis" jalan Cipto kota Cirebon ini.

Layaknya warung nasi Jamblang khas Cirebon, warung Nasi Jamblang "Mang Kumis" ini juga menyediakan berbagai macam lauk pauk khas nasi Jamblang, dari mulai tempe dan tahu goreng, sambal goreng, blakutak, perkedel kentang, sate kentang, panjelan, sayur tahu, dadar, daging, hati, dan masih banyak lagi. Saat penulis Cirebon Kuliner mengunjungi warung Nasi Jamblang "Mang Kumis" ini, penulis memesan 3 porsi nasi Jamblang, sambal goreng khas nasi Jamblang, 2 tempe, 1 sate kentang khas nasi Jamblang, dan 1 panjelan khas nasi Jamblang, serta es teh tawar.


Untuk semua menu yang penulis Cirebon Kuliner pesan itu, harganya hanya Rp 6.000,- saja! Sangat murah! Rasanya pun enak. Tidak heran kalau warung Nasi Jamblang "Mang Kumis" ini masih dapat bertahan hingga sekarang dan tidak pernah sepi pelanggan setiap malamnya, walaupun saat ini sudah ada beberapa penjual nasi Jamblang khas Cirebon yang sudah berkonsep rumah makan, sehingga lebih nyaman dan berkesan lebih mewah. Namun begitu, tetap saja, warung-warung penjual nasi Jamblang khas Cirebon semacam Nasi Jamblang "Mang Kumis" kaki lima pinggir jalan ini memiliki pelanggan setianya masing-masing.

Untuk itu, menurut penulis Cirebon Kuliner, warung Nasi Jamblang "Mang Kumis" jalan Cipto kota Cirebon ini memang layak dicoba. Jadi, bagi pembaca Cirebon Kuliner yang belum pernah coba Nasi Jamblang "Mang Kumis" silahkan datang dan coba Nasi Jamblang "Mang Kumis" di jalan Cipto kota Cirebon, tepatnya di seberang Carrefour, di samping tempat bimbingan belajar Tridaya.

Soto Betawi "999" Jln. Cipto (Depan SMAN 2)


Negara kita Indonesia memang memiliki berbagai keanekaragaman yang patur disyukuri. Dari jumlah pulau yang ribuan, budaya, suku bangsa, bahasa, hingga kulinernya yang berbeda satu sama lain dari masing-masing daerah. Salah satu kuliner Nusantara Indonesia yang paling populer dan memiliki banyak varian dari setiap daerah adalah kuliner berjenis soto.

Iya, setiap daerah di Indonesia biasanya memiliki varian gaya dan rasa sotonya sendiri-sendiri, dari yang bening, hingga yang kental bersantan. Salah satu yang banyak disukai adalah Soto Betawi. Soto Betawi banyak kita temui selain di Jakarta sendiri, juga banyak di luar kota Jakarta termasuk di kota Cirebon. Walaupun di kota Cirebon tidak begitu banyak penjual soto khas Betawi, namun tetap soto yang satu ini memiliki penggemarnya tersendiri.

Salah satu warung makan yang menjual soto khas Betawi adalah warung tenda kaki lima yang sudah cukup lama berjualan di salah satu sudut jalan Cipto kota Cirebon, tepatnya di depan SMAN 2 kota Cirebon, yaitu Soto Betawi "999" M. Susilo Widodo Group. Yang membuat soto khas Betawi berbeda mungkin adalah kuahnya yang diberi tambahan sedikit mentega saat akan dihidangkan.



Cara ini membuat kuah dari soto Betawi menjadi semakin khas beraroma gurih harum mentega. Begitu juga rasanya, soto khas Betawi memang bercita rasa gurih, harum, sedap. Makin mantap ditambah sambal bagi yang doyan pedas. Isiannya pun kita bisa memilih sendiri yang dijual Rp 3.000,- per potongan kecil. Ada daging, babat, kikil, dan isian lainnya dari sapi.

Saat penulis Cirebon Kuliner berkunjung, penulis memesan satu porsi soto Betawi ala warung Soto Betawi "999" jalan Cipto kota Cirebon. Dengan pelayanan yang ramah, penulis warung soto khas Betawi ini semakin nyaman untuk disinggahi walaupun sekedar tenda kaki lima di pinggir jalan. Sepert yang telah diungkapkan penulis Cirebon Kuliner sebelumnya, soto khas Betawi ini memang beraroma begitu menggoda, apalagi setelah ditambahkan sedikit mentega yang dilarutkan dalam kuah sotonya.



Rasanya pun jelas gurih dan lezat sekali, dan memang paling pas dinikmati di malam hari, apalagi dalam kondisi cuaca yang sedang hujan, soto Betawi ini bisa membantu sedikit menghangatkan tubuh. Dengan tambahan krupuk dan teh manis hangat, dan seporsi nasi, penulis Cirebon Kuliner cukup membayar Rp 15.000,- saja untuk santap malam soto khas Betawi ala warung Soto Betawi "999" jalan Cipto kota Cirebon ini.

Jadi, bagi pembaca Cirebon Kuliner yang belum pernah mencoba dan merasakan lezatnya soto khas Betawi, tidak perlu jauh-jauh ke Jakarta, silahkan datang dan icipi di warung Soto khas Betawi "999" jalan Cipto kota Cirebon, tepatnya di depan SMAN 2 kota Cirebon, buka dari menjelang malam hingga malam hari.

WS "Warung Sambal" Suka-suka


Bagi pembaca Cirebon Kuliner yang doyan sambal, di kota Cirebon, kini ada satu warung makan kaki lima asli milik orang Cirebon asli yang menonjolkan sambal sebagai nilai jual utamanya. Namanya Warung Sambal Suka-suka atau disingkat WS oleh sang pemilik. Saat ini, WS Warung Sambal Suka-suka ada di jalan Tuparev, dan yang baru buka ada di jalan Cipto di depan SMAN 2.

Di Warung Sambal Suka-suka ini, pengunjung bisa memesan berbagai menu yang ditawarkan, dari mulai ayam goreng, tahu tempe, ati ampela, telur puyuh, ikan nila, bawal, udang, cumi, kerang, sampai ikan lele. Dan yang menjadi andalannya, seperti yang sudah di awal telah disebutkan, adalah sambalnya.


Betul, pembaca Cirebon Kuliner dapat memilih berbagai macam sambal kreasi Warung Sambal Suka-suka sesuai selera dan keinginan pembaca Cirebon Kuliner sebagai pengunjung. Ada sambal teri, sambal terasi, sambal tahu., sambal tempe, sambal tomat, dan masih banyak lagi pilihan sambal kreasi Warung Sambal Suka-suka.

Saat penulis Cirebon Kuliner berkunjung, penulis memesan satu porsi ayam goreng dengan sambal pilihannya adalah sambal tomat. Saat pesanan datang dan penulis Cirebon Kuliner santap, rasanya lumayan enak. Dengan rasa yang lumayan, dan harga yang relatif terjangkau, Warung Sambal Suka-suka ini memang layak dijadikan pilihan makan malam bagi warga Cirebon, terutama yang gemar menyantap sambal dan ingin merasakan berbagai macam sambal kreasi Warung Sambal Suka-suka.

Ayam Goreng dan Sambal Tomat ala Warung Sambal Suka-suka

Docang "Ibu Icih"


Walaupun docang adalah kuliner khas Cirebon, tetap mencari docang adalah perkara gampang-gampang susah. Karena penjual docang tidak sebanyak penjual nasi jamblang. Nasi jamblang khas Cirebon bisa ditemui hampir di setiap pinggir jalan di kota Cirebon, sedangkan penjual docang, ada spot-spot tertentu saja. Beberapa yang populer pernah dibahas penulis Cirebon Kuliner, seperti Docang Siliwangi, Docang Kesambi, Docang Pak Kumis, dan sekarang, satu lagi penjual docang di kawasan jalan Pulasaren kota Cirebon, Docang "Ibu Icih."

Bagi warga Cirebon yang tinggal di sekitaran jalan Pulasaren kota Cirebon mungkin sudah tidak asing dengan Docang "Ibu Icih." Iya, Docang "Ibu Icih" biasa membka lapak di pagi hari di salah satu sudut jalan Pulasaren kota Cirebon. Dengan harga Rp 5.000,- untuk seporsi docangnya, tidak heran kalau Docang "Ibu Icih" jalan Pulasaren kota Cirebon ini populer dan laris, paling tidak, bagi warga sekitaran jalan Pulasaren kota Cirebon.

Nah.. bagi warga Cirebon yang gemar sekali menikmati docang khas Cirebon, dan ingin mencicipi docang yang belum pernah dicoba, kini ada referensi satu lagi dari penulis Cirebon Kuliner. Soal rasa, itu selera, silahkan masyarakat Cirebon tentukan sendiri, mana docang yang paling pas di lidah warga Cirebon semuanya. Penulis Cirebon Kuliner hanya memaparkan informasi saja.




Saat berkunjung, penulis Cirebon Kuliner memesan satu porsi docang khas Cirebon ala Docang "Ibu Icih" jalan Pulasaren. Ada yang sedikit berbeda saat docang pesanan penulis Cirebon Kuliner datang, krupuk khas yang biasa digunakan untuk docang tidak diremukkan dan ditaruh di atas docang, tapi hanya ditaruh di atas piring dalam kondisi utuh. Ini soal selera saja mungkin, karena ada penikmat docang yang lebih suka krupuknya diremas dihancurkan dan ditaruh di atas docang dan disiram kuah docang, namun ada juga yang krupuknya dihidangkan dalam keadaan utuh di atas piring lain.

Terlepas dari semuanya, rasa dari Docang "Ibu Icih" jalan Pulasaren kota Cirebon ini lumayan enak. Jadi, bagi pembaca Cirebon Kuliner yang belum pernah mencoba, silahkan icipi Docang "Ibu Icih" di jalan Pulasaren, biasa buka dari pagi hingga menjelang siang hari. Harganya? Rp 5.000,- saja per porsinya.

Zuppa "BonAya"


Zuppa Soup atau biasa juga disebut zuppa-zuppa oleh masyarakat kita, adalah kuliner yang berisi sup dalam mangkuk yang ditutup dengan puff pastry pada bagian atas mangkuknya. Sejarah zuppa soup sendiri masih kurang jelas. Yang pasti, kuliner zuppa soup memang sudah populer di Indonesia. Begitu juga di Cirebon, sudah nampak beberapa penjual zuppa. Salah satu yang pernah dibahas penulis Cirebon Kuliner adalah Zuppatic.

Kali ini, penulis Cirebon Kuliner kembali membahas kuliner zuppa soup yang juga ada di Cirebon, yaitu Zuppa "BonAya." Zuppa "BonAya" menjual kuliner zuppa soup dengan cara yang banyak digunakan pebisnis kuliner saat ini, yaitu menggunakan motor tiga roda dan memiliki spot-spot tertentu untuk tempat mangkalnya.

Dan wilayah-wilayah tetap yang dipakai Zuppa "BonAya" adalah di komplek stadion Bima, di sekitaran TK Islam Al-Azhar, dan di jalan Siliwangi sekitaran alun-alun Kejaksan. Zuppa "BonAya" menawarkan dua isian dalam zuppa soup-nya, yaitu isi beef dan isi daging ayam. Penulis Cirebon Kuliner mencoba zuppa soup ala Zuppa "BonAya" dengan isian daging ayam, seharga Rp 10.000,- saja satu porsinya.




Disantap selagi hangat dipagi hari sebagai sarapan, zuppa soup ini memang nikmat sekali. Kuah soupnya yang kental dan hangat, serta ada sedikit rempah, dengan potongan-potongan kecil daging ayam dan beberapa sayuran seperti kacang polong, wortel dan kawan-kawannya, zuppa soup ini memang paling pas dinikmati sebagai sarapan pagi. Ringan, sehat, dan bergizi. Belum lagi ditambah puff pastry yang menutup bagian atas mangkuk zuppa soup yang rasanya gurih dan harum, menambah kenikmatan zuppa soup.

Bagi penggemar zuppa soup, hidangan kuliner yang satu ini memang memiliki cita rasa dan kenikmatan sendiri. Jadi, bagi pembaca Cirebon Kuliner penggemar kuliner zuppa soup yang sedang mencari kuliner yang satu ini, kini bertambah satu lagi informasi dari penulis Cirebon Kuliner mengenai kuliner zuppa soup. Selamat menikmati.

Depot Surabaya Jln. Cipto (Depan SMA Kristen)


Pecel lele nampaknya sudah menjadi kuliner sejuta umat. Hampir di setiap kota besar, pasti ada penjual pecel lele dengan warung tenda kaki lima yang khas dengan gambar-gambar lele, ayam, dan bebek yang terpampang di tenda. Walaupun serupa satu sama lain, dan kebanyakan berasal dari Lamongan, terkadang ada satu warung pecel lele yang berasal dari Surabaya. Seperti yang akan penulis Cirebon Kuliner bahas sekarang ini.

Adalah Depot Surabaya yang terletak di jalan Cipto kota Cirebon, tepatnya persis di depan SMA Kristen kota Cirebon, dekat CSB Mall. Yang paling menarik warung-warung pecel lele kaki lima semacam ini selain lele gorengnya yang khas disajikan dengan sambal di atas coet adalah tentu harganya yang relatif terjangkau oleh semua kalangan. Lalu apa yang membedakan pecel lele ala Lamongan dengan yang berasal dari Surabaya?

Menurut penulis Cirebon Kuliner, secara garis besar sebetulnya sama saja. Mungkin hanya cita rasa sambalnya yang berbeda. Yang penulis Cirebon Kuliner rasakan, sambal pecel lele ala Lamongan terasa lebih segar dengan tomat yang biasanya lebih banyak, sedangkan yang dari Surabaya terasa lebih banyak rempahnya dan juga terasinya. Sama-sama enak sebetulnya, ini soal selera saja.


Dan Depot Surabaya yang ada di jalan Cipto kota Cirebon ini termasuk cukup laris setiap malam dikunjungi para pelanggannya yang berasal dari sekitaran warung, ada karyawan CSB Mall, ada juga penduduk sekitar warung atau masyarakat Cirebon yang kebetulan melintas. Dan saat penulis Cirebon Kuliner berkunjung dan memesan satu prosi pecel ayam, memang rasa sambal dari Depot Surabaya jalan Cipto kota Cirebon ini sedap, sederhana, dan membuat kita serasa di kampung Jawa Timur-an sana.

Jadi, bagi pembaca Cirebon Kuliner yang gemar menyantap lele/ayam/bebek ala warung pecel lele kaki lima, silahkan coba Depot Surabaya di jalan Cipto kota Cirebon, depan SMA Kristen kota Cirebon.

Terimakasih telah mengunjungi www.CirebonKuliner.com. Apabila berkenan, penulis CirebonKuliner.com berharap pembaca bersedia untuk menulis komentar yang positif atau kritik yang membangun, baik untuk kuliner/tempat makan yang diulas, ataupun juga untuk CirebonKuliner.com itu sendiri.