Nasi Jamblang Jln. Kebon Cai


Penulis Cirebon Kuliner sudah banyak sekali membahas kuliner nasi Jamblang sebagai salah satu kuliner khas dari Cirebon. Dan ini satu lagi penjual nasi Jamblang khas Cirebon. Namun kali ini, penulis Cirebon Kuliner ingin lebih menekankan bahwa yang diulas kali ini adalah penjual nasi Jamblang khas Cirebon yang sangat tradisional, yang Cirebon banget, yang waktu jaman dahulu, beginilah cara nasi Jamblang dijajakan. Dan yang lebih penting lagi, penggunaan daun jati yang sebagai pembungkus nasi, bukan sekedar alas nasi.

Mengapa penulis Cirebon Kuliner ingin menekankan hal ini? Karena saat ini, nasi Jamblang khas Cirebon secara perlahan mulai kehilangan identitas sejatinya? Apa itu identitas sejati nasi Jamblang? Ya itu tadi, penggunaan daun jati sebagai pembungkus nasi, bukan sekedar alas nasi semata! Yup, saat ini, banyak sekali warung-warung penjual nasi Jamblang yang sudah populer di Cirebon yang menjual nasi Jamblang dan menu-menunya, namun hanya 'memperlakukan' daun jati sebagai alas-nya saja, bukan sebagai pembungkus nasinya. Memang, apa bedanya? Jelas beda, penggunaan daun jati sebagai pembungkus nasi memberikan aroma, cita rasa, dan karakter tersendiri pada nasinya! Dan itulah ciri khas, dan identitas sejati dari Nasi Jamblang khas Cirebon!

Lalu, dimana saja penjual nasi Jamblang khas Cirebon yang masih 'memperlakukan' daun jati sebagai pembungkus nasinya, bukan hanya sekedar alas saja? Salah satunya adalah Nasi Jamblang yang biasa ngelapak di pagi hari di jalan Kebon Cai kota Cirebon. Jalan Kebon Cai berada di sekitaran belakang Dept.Store Yogya Grand, atau lebih dikenal oleh masyarakat Cirebon dengan sebutan Yogya Baru.

Penjual nasi Jamblang di jalan Kebon Cai ini masih 'memperlakukan' daun jati sebagai pembungkus nasi, bukan sekedar alas saja. Dengan cara berjualan yang sederhana juga, tradisional, dan berjualan di pagi hari. Hal ini betul-betul otentik penjual nasi Jamblang khas Cirebon. Soal rasa, tentu nikmat sekali. Inilah nasi Jamblang yang seharusnya, tradisional, enak, dijual di pagi hari, atau malam hari, dan dengan harga yang sangat terjangkau.



Beberapa kali berkunjung di pagi hari untuk sarapa, penulis Cirebon Kuliner sangat menikmati hidangan nasi Jamblang khas Cirebon beserta lauk pauknya. Favorit penulis Cirebon Kuliner adalah sambal goreng, atau bisa juga sambal terasi khas nasi Jamblang, tempe goreng, panjelan atau ikan asin yang digoreng kering dalam ukuran kecil, dan perkedel kentang. Dengan 3 porsi nasi Jamblang, 5 tempe goreng, 3 perkedel kentang, 1 panjelan, dan 1 teh tawar hangat, cukup Rp 10.000,- saja kita sudah kenyang, dan puas. Ditambah, kenikmatan tersendiri dari sensasi nasi Jamblang khas Cirebon yang otentik dan tradisional. Penasaran?? Silahkan datang dan coba sendiri.

Beginilah penampilan nasi Jamblang yang otentik dan tradisional. Dibungkus daun jati dan ditempatkan di sebuah wadah berukuran cukup besar yang terbuat dari anyaman bambu. Nasi Jamblang khas Cirebon yang asli, otentik dan tradisional yang dibungkus daun jati (bukan sekedar dialasi daun jati saat akan dihidangkan) memiliki aroma dan cita rasa tersendiri.

Raja Baso Tahu "Saboga"


Raja Baso Tahu "Saboga" pertama kali berdiri pada tahun 1983 dimana pada awalnya, sistem penjualan masih mengguanakan cara titip-jual di toko-toko, pasar, dan P&D di kota Bandung. Dan akhirnya di tahun 2003 Raja Baso Tahu "Saboga" mulai berkembang dan secara serentak mulai memiliki beberapa outlet di kota Bandung. Dan sejak saat itu hingga kini, nama Raja Baso Tahu "Saboga" mulai populer. Saat ini, Raja Baso Tahu "Saboga" sudah bersistem franchise atau waralaaba, dan telah memiliki banyak outlet di kota-kota di Indonesia, dan salah satunya di kota Cirebon.

Yup, kini masyarakat kota Cirebon dapat menikmati kelezatan menu-menu kuliner yang ada di Raja Baso Tahu "Saboga" yang tepatnya berlokasi di foodpark Dermaga CSB Mall kota Cirebon. Dengan lokasi yang berada di salah satu Mall terbesar di kota Cirebon, semakin memudahkan masyarakat kota Cirebon yang ingin menikmati menu-menu Raja Baso Tahu "Saboga".



Raja Baso Tahu "Saboga" memiliki beberapa menu diantaranya adalah aneka baso, aneka baso tahu, aneka batagor, dan ada juga nasi goreng dan beberapa menu lainnya, termasuk menu minuman. Penulis Cirebon Kuliner sendiri saat berkunjung mencoba menu mie yamien special ala Raja Baso Tahu "Saboga". Mie yamien special ala Raja Baso Tahu "Saboga" ini berisi daging ayam, jamur, pangsit goreng, serta baso dan sayuran dengan kuah. Dengan minuman iced green tea, harga yang harus dibayar adalah sekitar Rp 30.000,-an. 

Dengan rasa yang enak, dan harga yang cukup terjangkau, tentu Raja Baso Tahu "Saboga" sangat diminati masyarakat, terlebih dengan lokasi yang berada di salah satu mall terbesar di pusat kota. Hal ini semakin menambah nilai lebih dari Raja Baso Tahu "Saboga". Jadi, bagi masyarakat Cirebon yang belum pernah mencicipi berbagai menu Raja Baso Tahu "Saboga", silahkan kunjungi Raja Baso Tahu "Saboga" di foodpark Dermaga CSB Mall kota Cirebon.

Yamien Special ala Raja Baso Tahu "Saboga"

Dunkin' Donuts Jln. SIliwangi


Lho... Ngapain Dunkin' Donuts dibahas segala? Mungkin itu pertanyaan yang spontan muncul dari pembaca Cirebon Kuliner. Oke, penulis Cirebon Kuliner setuju apabila merk-merk besar rasanya sudah tidak perlu "dipromosikan" atau diulas lagi di CirebonKuliner.com. Namun sebelum perlu pembaca ketahui terlebih dahulu, untuk yang satu ini, penulis Cirebon Kuliner lebih bertujuan untuk berbagi pengalaman personal saja mengenai Dunkin' Donuts jalan Siliwangi. Oleh karena alasan itu juga penulis Cirebon Kuliner spesifik membahas Dunkin' Donuts di jalan Siliwangi, bukan Dunkin' Donuts yang ada di Grage Mall kota Cirebon.

Begini, pertama, Dunkin' Donuts adalah merk besar franchise yang menjual donat khas negeri Paman Sam. Sudah beberapa dekade Dunkin' Donuts masuk Indonesia dan masih dapat bertahan hingga sekarang, walaupun tentunya, pembaca Cirebon Kuliner pun tahu saat ini ada pesaing Dunkin' Donuts yang betul-betul digemari masyarakat Indonesia. Namun bagaimanapun juga, Dunkin' Donuts nampaknya tetap memiliki penggemar tersendiri di Indonesia.

Di kota Cirebon sendiri, Dunkin' Donuts ada 2, di jalan Siliwangi dan di Grage Mall. Dua-duanya sama-sama sudah lama eksis di kota Cirebon, dan masih bertahan hingga kini. Hanya saja menurut penulis Cirebon Kuliner, Dunkin' Donuts yang berada di jalan Siliwangi memiliki kesan tersendiri karena selain bangunannya yang berdiri sendiri (bukan di dalam Mall), juga lokasi bangunannya yang berada di salah satu jalan utama kota Cirebon, dan tentunya adalah penampilan yang semenjak dahulu tidak ada perubahan besar.

Bagi masyarakat kota Cirebon yang suka dengan donat-donatnya Dunkin' Donuts, terlebih, sudah lama lebih sering membeli donat di Dunkin' Donuts jalan Siliwangi, tentu memiliki kenangan tersendiri setiap kali membeli donat di Dunkin' Donuts jalan Siliwangi. Begitu juga penulis Cirebon Kuliner, memiliki memori dan kesan tersendiri dengan Dunkin' Donuts jalan Siliwangi kota Cirebon.





Menurut penulis Cirebon Kuliner, selain rasa dari donat-donatnya yang lebih original suasana tempat Dunkin' Donuts jalan Siliwangi pun masih sederhana dari dulu. Dan justru kesederhanaan suasananya yang tidak berubah dari dulu sampai sekarang itulah yang memberi kenangan tersendiri. Paling nikmat, datang ke Dunkin' Donuts jalan Siliwangi kota Cirebon di pagi hari sebelum jam 09:00. Mengapa? Karena tentunya, suasana di pagi hari akan menambah sensasi kenikmatan tersendiri ketika menikmat donat dan kopi atau coklat panas sebagai sarapan pagi.

Suasana pagi tentu memiliki atmosfer kenikmatan tersendiri bagi siapapun. Selain suasana kehiduan yang masih belum terlalu ramai, udara juga masih lebih segar tentunya. Dan suasana inilah yang sangat memberi sensasi tersendiri menurut penulis Cirebon Kuliner saat berada di dalam Dunkin' Donuts jalan Siliwangi kota Cirebon menikmati donat dan kopi atau coklat panas, sembari menikmati suasana pagi di jalan Siliwangi kota Cirebon. Bagiamana, pembaca Cirebon Kuliner, khusunya warga kota Cirebon punya pendapat yang sama, atau berbeda? Atau memiliki kenangan kesan tersendiri juga mengenai Dunkin' Donuts jalan Siliwangi?


Nasi Lengko Jln. Pekalangan


Wilayah jalan Pagongan hingga belok kiri jalan Pekalangan memang bisa dibilang wilayah penjual nasi lengko di kota Cirebon. Dan yang menjadi ciri khas adalah lokasi jualannya yang berada di gang kecil, sehingga menambah suasana tersendiri. Salah satu yang laris manis hingga kini adalah penjual nasi lengko yang berada di sebuah gang kecil di jalan Pekalangan kota Cirebon.

Walaupun tidak memiliki 'merk' dagang, penjual nasi lengko yang satu ini tetap laris manis dan memiliki banyak pelanggan setia hingga kini. Selain lokasinya yang berada di gang kecil, yang membuat penulis Cirebon Kuliner tertarik tentunya adalah fakta bahwa penjual nasi lengko di jalan Pekalangan ini dapat bertahan hingga kini.

Penulis Cirebon Kuliner pun menyempatkan diri untuk datang berkunjung di pagi hari untuk sarapan. Karena nasi lengko khas Cirebon memang paling pas dinikmati di pagi hari sebagai sarapan. Apalagi menikmatinya langsung di tempat, tidak dibawa pulang, karena suasana pinggir jalan dan gang kecil akan menambah kenikmatan tersendiri saat menyantap nasi lengko khas Cirebon.

Saat menyantap nasi lengko jalan Pekalangan kota Cirebon ini, penulis Cirebon Kuliner memang betul-betul merasakan pengalaman yang unik dan menyenangkan. Selain nikmatnya rasa nasi lengko jalan Pekalangan itu sendiri, juga suasana udara pagi hari yang masih lengang dan udara pun masih adem. Sambil menikmat sepiring nasi lengko khas Cirebon, kita bisa menikmati suasana pagi kota Cirebon.

Satu porsi nasi lengko jalan Pekalangan ditambah 5 krupuk dijual dengan harga Rp 10.000,- saja. Kenyang, enak, plus kenikmatan tersendiri dari suasana pagi hari dan suasana gang kecil di jalan Pekalangan. Silahkan coba sarapan pagi dengan nasi lengko jalan Pekalangan kota Cirebon.


Nasi Lengko khas Cirebon di sebuah gang kecil di Jalan Pekalangan kota Cirebon

Sate Kambing Khas Solo "Mba Yuni"


Daging kambing merupakan salah satu sumber bahan kuliner yang menggoda dan dapat diolah menjadi berbagai macam varian kuliner. Di berbagai negara pun daging kambing banyak digunakan sebagai bahan makanan favorit masyarakatnya. Di Indonesia sendiri, salah satu olahan daging kambing yang paling populer adalah sate kambing tentunya.

Walaupun nampaknya sederhana, namun ternyata setiap kota di Indonesia memiliki cita rasa yang berbeda-beda dalam mengolah sate kambing. Hal inilah yang dirasakan penulis Cirebon Kuliner ketika berkunjung ke warung makan khas Solo "Mba Yuni" yang menjual berbagai macam kuliner dengan cita rasa Solo. Ada sate kambing, tongseng kambing, sop kambing, gule kambing, nasi goreng kambing, juga ada ayam penyet, dan masih banyak berbagai menu lainnnya.

Warung makan khas Solo "Mba Yuni" ini terletak di jalan Moh. Toha nomor 48 kota Cirebon. Dan saat berkunjung, penulis Cirebon Kuliner memesan 5 tusuk sate kambing, 1 porsi tongseng kambing, 1 porsi nasi, dan 1 teh tawar hangat, semuanya ini seharga Rp 51.000,-. Harga yang memang relatif tinggi. Tapi tunggu dulu, bagaimana jika dibandingkan dengan rasanya.


Setelah mencicipi, menurut penulis Cirebon Kuliner, sate kambing dan tongseng kambing di warung makan khas Solo "Mba Yuni" ini tergolong enak. Sate kambingnya empuk, tidak berbau prengus. Bumbunya berbeda dengan sate kambing ala Cirebon, atau juga ala Madura. Jika sate kambing ala Cirebon banyak menggunakan bumbu kacang, dan sate kambing ala Madura banyak menggunakan kecap, maka sate kambing khas Solo rasanya lebih banyak menggunakan rempah, dengan cocolan kecap manis, tanpa bumbu kacang. Sehingga menghasilkan cita rasa yang gurih nan khas. Enak sekali.

Begitu juga dengan tongseng ala warung makan khas Solo "Mba Yuni". Rasanya enak, bumbu rempahnya tidak terlalu tajam menyengat, lembut tapi enak. 5 tusuk sate kambing seharga Rp 20.000,-. 1 porsi tongseng kambing seharga Rp 20.000,-. 1 porsi nasi seharga Rp 10.000,-. Dan 1 teh tawar hangat seharga Rp 1.000,-. Soal rasa sebetulnya aman, namun jika dibandingkan dengan kenyamanan tempat makan yang masih sederhana, bagi masyarakat tertentu mungkin harga ini bisa dibilang terlalu tinggi, walaupun rasa masakannya enak.

Namun, walau bagaimanapun juga, mahal dan murah bergantung pada persepsi masing-masing orang. Terlebih, jika yang dihargai adalah kuliner. Mahal bagi seseorang, belum tentu sama mahalnya bagi orang lain. Jadi, silahkan tentukan sendiri bagaimana pendapat pembaca Cirebon Kuliner. Bagi penulis Cirebon Kuliner sendiri, yang terpenting tetap adalah rasanya. Silahkan datang kunjungi warung sate kambing khas Solo "Mba Yuni" di jalan Moh. Toha nomor 48 kota Cirebon.



Nasi Jamblang "Mas Toto"


Salah satu kuliner khas Cirebon yang paling populer adalah nasi Jamblang. Tentu, jumlah penjula nasi Jamblang tidak terhitung di Cirebon. Dari mulai yang berjualan berkeliling di pemukiman penduduk, sampai yang sudah berbentuk resto. Salah satu kawasan di pusat kota Cirebon yang terdapat banyak warung penjual nasi Jamblang adalah di jalan Tentara Pelajar kota Cirebon.

Jalan Tentara Pelajar kota Cirebon merupakan pusat kota Cirebon, dimana di jalan ini terdapat Mall pioneer yang bisa dikatakan merupakan 'perangsang' atau stimulan yang membangkitkan banyak progress atau kemajuan di kota Cirebon, Grage Mall. Nah, tepat di seberang Grage Mall ini berjejer warung-warung kaki lima yang menjajakan nasi Jamblang beserta lauk pauknya.

Bagi wisatawan yang sedang berlibur mengunjungi kota Cirebon, tidak perlu susah payah mencari penjual nasi Jamblang, karena di pusat kota sekitaran Grage Mall pun banyak warung nasi Jamblang. Salah satunya adalah warung Nasi Jamblang "Mas Toto."

Penulis Cirebon Kuliner mengunjungi warung Nasi Jamblang "Mas Toto" di hari minggu siang, artinya, di hari minggu saat weekend pun warung ini beroperasi, beserta beberapa warung tetangga lainnya yang juga berjualan nasi Jamblang khas Cirebon.



Saat datang berkunjung, penulis Cirebon Kuliner memesan 3 porsi nasi Jamblang, sambal goreng, 2 tempe, 1 perkedel kentang, 1 panjelan atau potongan kecil ikan asin yang digoreng kering, daging dendeng khas nasi Jamblang, dan 1 es teh manis. Semuanya ini Rp 17.000,-. Harga yang relatif tinggi untuk ukurang warung nasi Jamblang kaki lima menurut penulis Cirebon Kuliner.

Soal rasa, menurut penulis Cirebon Kuliner standar saja, tidak buruk, tidak juga istimewa. Bagi masyarakat kota Cirebon, nasi Jamblang memang sudah menjadi salah satu kuliner favorit yang murah meriah. Walaupun saat ini, nasi Jamblang yang murah meriah hanya ditemukan di Ibu-Ibu penjual nasi Jamblang dipagi hari yang berjualan dengan berkeliling (ulasan Nasi Jamblang Keliling, klik di sini).

Namun begitu, penulis Cirebon Kuliner tentu berharap kuliner khas Cirebon semuanya, tidak hanya nasi Jamblang, dapat bertahan dan lestari sehingga dapat dinikmati sampai anak cucu dan keturunan kita semua seterusnya. Juga dapat dinikmati masyarakat luar kota Cirebon, bahkan luar Indonesia yang datang berkunjung ke Cirebon. 

Papa Ron's Pizza


Restoran pizza berskala nasional atau internasional yang telah bersistem franchise atau waralaba mungkin masih bisa dihitung di kota-kota besar di Indonesia, terlebih di Cirebon yang selama beberapa tahun terakhir didominasi satu merk ternama. Namun kini masyarakat Cirebon memiliki alternatif pilihan lainnya apabila ingin menikmati pizza kelas resto.

Adalah Papa Ron's Pizza yang di kwartal terakhir 2013 ini hadir di kota Cirebon. Papa Ron's Pizza kota Cirebon hadir di GTC (Gunung Sari Trade Center), jalan DR Cipto Mangunkusumo kota Cirebon, tepatnya di bekas Pasar Gunung Sari, di pertigaan jalan Cipto dan jalan Tentara Pelajar, tepat di seberang Grage Mall kota Cirebon.

Papa Ron's Pizza itu sendiri adalah resto pizza waralaba lokal di Indonesia yang pertama kali didirikan di tahun 2002 di Jakarta. Dan hingga saat ini, sudah terdapat puluhan gerai Papa Ron's Pizza di seluruh Indonesia. Bagi masyarakat Cirebon yang awam, mungkin masih asing mendengar brand Papa Ron's Pizza.







Seperti layaknya resto-resto pizza, Papa Ron's Pizza menawarkan berbagai menu asal Italia seperti pizza, lasagna, spaghetti, dan masih banyak lagi. Dengan kisaran harga middle-up, rasa yang enak, suasana resto yang cozy, Papa Ron's Pizza memang sangat cocok untuk makan bersama keluarga, relasi, atau pasangan.

Saat penulis Cirebon Kuliner menyempatkan untuk datang berkunjung, penulis Cirebon Kuliner memang merasakan kenyamanan saat berada di dalam resto Papa Ron's Pizza. Dengan pelayanan yang ramah, semakin menambah kenyamanan ketika berkunjung ke Papa Ron's Pizza. Satu hal yang menurut penulis Cirebon Kuliner penting adalah pelayanan yang ramah namun tidak berlebihan. Karena pelayanan yang berlebihan, terlampau ramah dan baik juga justru mengganggu dan dapat membuat pengunjung menjadi risih karenanya.

Penulis Cirebon Kuliner memesan satu porsi pizza Pepperoni ukuran small, satu porsi Garlic Cheese Bread, dan satu botol air mineral. Semuanya ini seharga Rp 68.200,- sudah termasuk pajak. Harga yang wajar untuk sebuah resto yang sudah settled di segala elemennya. Dan tentu yang terpenting adalah, harga yang wajar untuk kualitas makanan yang disajikan.

Jadi, bagi pembaca Cirebon Kuliner yang belum pernah ke Papa Ron's Pizza, silahkan datang dan kunjungi gerai Papa Ron's Pizza di GTC (Gunung Sari Trade Center) di jalan Cipto, pertigaan seberang Grage Mall kota Cirebon.







Nasi Lengko H. Barno Jln. Bahagia


Ini adalah cabang dari Nasi Lengko H. Barno jalan Pagongan yang memang lebih populer dan lebih ramai. Iya, Nasi Lengko H. Barno adalah tempat makan kuliner khas Cirebon, nasi lengko yang sudah populer hingga luar kota Cirebon. Yang utama adalah yang ada di jalan Pagongan, dan yang sekarang ingin dibahas penulis Cirebon Kuliner adalah Nasi Lengko H. Barno yang berlokasi di jalan Bahagia.

Nasi Lengko adalah salah satu kuliner khas Cirebon yang walaupun tidak sepopuler empal gentong atau nasi jamblang, tetap memiliki penggemar yang tidak sedikit. Nasi lengko adalah kuliner khas Cirebon yang bisa dikatakan paling sehat karena berisi bahan-bahan nabati, tidak ada protein hewani, kecuali bagi yang ingin menikmati nasi lengko bersama sate kambing.

Nasi Lengko khas Cirebon berisi nasi, tempe goreng, tahu goreng, tauge, mentimun, kucai, bawang goreng, bumbu kacang dan kecap. Di Cirebon, nasi lengko bisa dinikmati pagi, siang, sore, juga malam. Kawasan jalan Pagongan adalah yang paling populer sebagai pusat nasi lengko khas Cirebon karena terdapat beberapa penjual nasi lengko khas Cirebon.






Dan Nasi Lengko H. Barno adalah yang terbesar dan terpopuler. Dan yang di jalan Bahagia ini, walaupun tidak seramai Nasi Lengko H. Barno di jalan Pagongan, tetap bertahan hingga kini. Buka dari pagi pukul 7 dan tutup malam hari, Nasi Lengko H. Barno jalan Bahagia tetap menjadi tujuan banyak masyarakat Cirebon yang ingin menikmati nasi lengko yang lezat.

Seperti halnya yang di jalan Pagongan, Nasi Lengko H. Barno jalan Bahagia juga menyediakan sate kambing sebagai pendamping nasi lengko dagangannya. Namun bagi yang tidak menyukai daging kambing atau sedang tidak ingin menikmati sate kambing, nasi lengkonya saja pun sudah sangat nikmat, walaupun sederhana.

Jadi, bagi pembaca Cirebon Kuliner yang kebetulan sedang berada di kota Cirebon, dan ingin menikmati Nasi Lengko H. Barno yang terkenal, apabila tidak ingin mengalami antrian yang cukup panjang, bisa coba datangi cabangnya yang berada di jalan Bahagia, tidak jauh pusatnya di jalan Pagongan. Oiya, saat penulis Cirebon Kuliner berkunjung, penulis memesan satu porsi nasi lengko dan 5 tusuk sate kambing seharga Rp 24.000,-.


Bubur Ayam Bandung "Jln. Siliwangi"


Bandung merupakan kota besar di Indonesia yang selalu dijadikan barometer oleh kota-kota lain di Indonesia dalam segala aspek, dari mulai fashion sampai kuliner. Nah.. salah satunya adalah bubur ayam khas Bandung. Walaupun sebetulnya kuliner bubur ayam ada hampir di setiap kota di Indonesia, namun nampaknya setiap kota memiliki ciri khas atau gayanya masing-masing dalam menyajikan bubur ayam.

Jika bubur ayam khas Cirebon memiliki ciri khas dengan adanya siraman kuah sop ayam, maka bubur ayam khas Bandung adalah jenis bubur ayam 'kering' karena tanpa kuah. Dan isian bubur ayam khas Bandung yang juga menjadi identitas khas-nya adalah adanya potongan cakwe pada topping bubur ayamnya.

Di kota Cirebon, ada beberapa penjual bubur ayam khas Bandung. Salah satunya adalah yang ada di salah satu sudut jalan Siliwangi kota Cirebon. Di sebuah jalan kecil di seberang Cirebon Indah foto, ada penjual bubur ayam khas Bandung. Penjualnya suami istri yang istrinya berasal dari tanah Pasundan. Dan disuatu pagi - yang memang saat paling pas menikmati bubur ayam - penulis Cirebon Kuliner menyempatkan diri untuk datang berkunjung dan mencicipi.



Walaupun masih berpenampilan sederhana, pun tanpa 'merk' Bubur Ayam khas Bandung jalan Siliwangi ini tidak sembarang membuat bubur ayam, paling tidak, terlihat dari penampilan dan cara menata topping bubur ayamnya. Setelah mencicipi, rasanya pun tidak asal-asalan saja, lumayan enak. Apalagi ditambah kecap asin dan manis, nikmat sekali dinikmati dipagi hari untuk sarapan.

Dengan harga Rp 8.000,- saja, kita bisa menikmati sarapan pagi yang cukup mengenyangkan dan bergizi dengan isian suwiran daging ayam, kacang, cakwe, telur rebus, dan sayuran, serta krupuk tentunya. Jadi, bagi pembaca Cirebon Kuliner yang sedang mencari opsi kuliner lain untuk sarapan pagi, bisa coba Bubur Ayam khas Bandung jalan Siliwangi kota Cirebon.


Bubur Ayam khas Bandung di salah satu sudut jalan Siliwangi kota Cirebon

Juragan Duren


Walaupun untuk sebagian orang durian adalah buah yang memiliki aroma yang tidak menyenangkan, tetap saja durian memiliki penggemar berat yang jauh lebih banyak. Dan sampai saat ini, durian tetap menjadi buah yang banyak dicari oleh sekian banyak penggemarnya. Pun di kota Cirebon, penggemar buah yang tampilan luarnya 'seram' ini sangat banyak.

Dan di era modern ini, ditambah perkembangan dunia kuliner di Cirebon yang memang sudah sangat maju, buah durian kini tidak hadir hanya dengan 'wajah' lama saja yang dinikmati hanya buahnya saja. Namun, kini buah durian sudah diolah menjadi berbagai kuliner baru dengan inovasi yang sangat beragam dari para kreatornya.

Sebut saja, pancake durian yang kini sedang nge-tren saat ini. Dan di kesempatan ini, penulis Cirebon Kuliner ingin mengulas tentang satu lagi kuliner dari buah durian yang dikemas dengan brand Juragan Duren. Dari namanya, pembaca Cirebon Kuliner tentu sudah dapat menebak apa dan bagaimana itu Juragan Duren.

Yup, Juragan Duren adalah sebuah merek dagang yang menjual berbagai macam kuliner olahan dari buah durian. Es duren, 'Candu' (Coconut and Duren), dan masih banyak lagi. Saat penulis Cirebon Kuliner berkunjung saja, sang pemilik, Panji, yang saat ini masih berusia sekitar 22 tahun mengutarakan bahwa masih ada sekitar 40 inovasi menu untuk Juragan Duren yang dimilikinya ini.




Panji, pemuda yang kini fokus bekerja mencari rizqi dengan terus mengembangkan Juragan Duren ini memang sudah lama menekuni bisnis miliknya tersebut setelah sekian lama berkecimpung di dunia kerja kantoran yang dirasa bukan tempatnya, bukan jiwanya. Dan walaupun masih sering ditentang orangtua, namun Panji tetap teguh untuk terus menjalankan bisnisnya karena Panji meyakini ini adalah hal yang positif untuk dijalani.

Dengan ketekunannya tersebut, akhirnya Panji mulai menuai hasil yang baik dari Juragan Duren. Juragan Duren miliknya kini sudah lebih dikenal masyarakat. Bahkan, dalam kurun waktu hanya beberapa bulan saja, permintaan untuk franchise sudah berdatangan, walaupun Panji belum bisa memenuhinya. Oiya, saat artikel ini dibuat, Juragan Duren milik Panji ini berlokasi di jalan Cideng Raya nomor 117. Namun rencana ke depannya, Panji berniat memindahkan Juragan Duren ke area FUGO Snack di jalan Ampera nomor 9 kota Cirebon. Apapun rencana ke depannya, mudah-mudahan Panji bersama Juragan Duren bisa semakin sukses sehingga dapat menambah warna dunia kuliner kota Cirebon semakin semarak.

Terimakasih telah mengunjungi www.CirebonKuliner.com. Apabila berkenan, penulis CirebonKuliner.com berharap pembaca bersedia untuk menulis komentar yang positif atau kritik yang membangun, baik untuk kuliner/tempat makan yang diulas, ataupun juga untuk CirebonKuliner.com itu sendiri.