Gado-Gado Uleg "Ibu Yati" Jln. Panjunan


Satu lagi warung penjual gado-gado uleg diulas penulis Cirebon Kuliner. Kali ini yang mangkal berjualan di kawasan jalan Panjunan kota Cirebon. Nama warungnya, sesuai nama sang pemilik sekaligus pembuat gado-gado uleg, yaitu warung Gado-Gado Uleg "Ibu Yati." Warung Gado-Gado Uleg "Ibu Yati" jalan Panjunan kota Cirebon ini menjual dua jenis gado-gado, yaitu gado-gado uleg, dan gado-gado ayam atau gado-gado kuah.

Cukup banyak memang penjual gado-gado uleg di kota Cirebon, namun hanya beberapa saja yang memiliki rasa yang enak dan populer di kota Cirebon. Untuk itu, penulis Cirebon Kuliner mencoba menjajal bagaimana rasa dari gado-gado uleg ala Ibu Yati di jalan Panjuanan ini. Saat berkunjung, penulis Cirebon Kuliner menyempatkan diri untuk sedikit berbincang-bincang dengan Ibu Yati. Ternyata, Ibu Yati sudah cukup lama berjualan, namun dulunya Ibu Yati berjualan gado-gado di daerah lain di kota Cirebon, dan baru pindah beberapa bulan saja di jalan Panjunan saat penulis Cirebon Kuliner berkunjung.

Warungnya yang kecil, di pinggir jalan, dan tanpa meja ini memang sangatlah sederhana dan sangat mencerminkan potret usaha kecil masyarakat kecil di Indonesia, dimana kebanyakan masyarkat kecil Indonesia berjualan dengan modal seadanya, yang akhirnya menghasilkan penampilan seadanya, tempat seadanya, namun, tidak sedikit yang memiliki kualitas barang jualan yang tidak seadanya. Banyak masyarakat Indonesia yang kini sukses, berawal dari berbisnis kuliner dari posisi yang betul-betul di bawah.


Nah.. Bagaimana dengan gado-gado uleg dari Ibu Yati jalan Panjunan kota Cirebon ini? Menurut penulis Cirebon Kuliner, rasanya tergolong lumayan, dengan isi gado-gado yang cukup komplit dan mengenyangkan karena ada lontong, kentang, dan mie sebagai sumber karbohidratnya, serta isian umum gado-gado seperti sayuran, tahu, dan bumbu kacang yang diuleg, dilengkapi dengan emping dan kerupuk udang.

Soal harga juga cukup terangkau, hanya Rp 10.000,- saja untuk satu porsi gado-gado uleg ala Ibu Yati jalan Panjunan kota Cirebon ini. Jadi, bagi pembaca Cirebon Kuliner yang gemar gado-gado uleg, bisa coba Gado-Gado Uleg "Ibu Yati" di jalan Panjunan kota Cirebon.


Gado-Gado Uleg ala Ibu Yati jalan Panjunan kota Cirebon

Bakmi Jawa "Sumber Kasih"


Sebetulnya, apa perbedaan mie baso, mie yamien, mie ayam, dan bakmi? Persoalan ini sudah pernah dibahas penulis Cirebon Kuliner dalam beberapa artikel ulasan yang membahas kuliner mie yang ada di Cirebon. Baik, penulis Cirebon Kuliner ulas kembali sebelum membahas Bakmi Jawa "Sumber Kasih" lebih jauh lagi. Namun sebelumnya, penulis Cirebon Kuliner ingin menyampaikan bahwa yang penulis jelaskan bukanlah berdasarkan keahlian seseorang di bidang kuliner, namun hanya berdasarkan pengalaman mencicipi, dan membedakan masing-masing hidangan yang disebut mie ayam, mie yamien, mie baso, dan bakmi. Yang penulis Cirebon Kuliner tahu, mie baso adalah hidangan mie yang diberi topping atau isi sayuran seperti tauge, dan sesim, lengkap dengan kuah, dan dihidangkan langsung satu mangkok. Contohnya seperti mie baso Solo, atau mie baso Malang.

Mie ayam adalah hidangan kuliner mie, tanpa kuah, dengan bumbu, dengan topping suwiran daging ayam yang berbumbu, dengan sayuran sesim, lengkap dengan saos tomat dan bawang goreng di atasnya. Dan mie yamien adalah hidangan mie berbumbu - yang bumbunya berbeda dengan mie ayam - dengan topping suwiran daging ayam - suwiran daging ayamnya pun berbumbu berbeda dengan mie ayam - disajikan dengan kuah di mangkok terpisah, lengkap dengan isian lainnya seperti pangsit kukus, pangsit goreng, siomay kukus, tahu, baso tahu, juga sayuran seperti sesim, acar mentimun. Mie yamien juga biasanya memiliki varian mie yamien jamur sebagai pelengkapnya. Nah, sedangkan bakmi sebetulnya sama dengan mie yamien, namun ada bakmi asli Jawa, sehingga ada yang membedakan.

Bakmi Jawa, juga ada di kota Cirebon, yaitu Bakmi Jawa "Sumber Kasih" yang sesuai namanya, terletak di jalan Siliwangi, di depan Rumah Sakit Bersalin "Sumber Kasih." Warung sederhana kaki lima ini tidak hanya menyediakan bakmi Jawa saja tentunya, ada nasi goreng, kwetiaw, otokowok, dan lain-lain. Namun penulis Cirebon Kuliner lebih tertarik untuk membahas bakmi Jawa-nya saja. Saat berkunjung pun penulis Cirebon Kuliner memesan satu porsi bakmi Jawa goreng ala warung Bakmi Jawa "Sumber Kasih" jalan Siliwangi. Yup, ada dua pilihan, bakmi Jawa goreng, atau bakmi Jawa dengan kuah.



Bakmi Jawa ala Bakmi Jawa "Sumber Kasih" jalan Siliwangi kota Cirebon ini dijual dengan harga hanya Rp 10.000,- saja per porsinya. Secara "konsep", bakmi Jawa sama saja dengan mie yamie, yaitu mie berbumbu dengan topping suwiran daging ayam. Namun bedanya, mie dalam bakmi Jawa dimasak dengan cara digoreng bersama bumbu, dan sayuran, baru dihidangkan dengan diberi suwiran daging ayam di atasnya. Soal rasa, menurut penulis Cirebon Kuliner, sangat tipikal Jawa, yaitu sederhana, namun bisa bikin rindu.

Iya, dengan harga yang murah, dan rasa yang sederhana namun tetap nikmat ini, bakmi Jawa ala Bakmi Jawa "Sumber Kasih" jalan Siliwangi kota Cirebon ini memang memiliki sifat bisa membuat penikmatnya merindu. Memang, hidangan kuliner sederhana dan tradisional semacam ini selalu memiliki tempat tersendiri. Pembaca Cirebon Kuliner penasaran? Silahkan datang dan coba sendiri, bakmi Jawa ala Bakmi Jawa "Sumber Kasih" di jalan Siliwangi kota Cirebon, di depan Rumah Sakit "Sumber Kasih."

Bakmi Goreng Jawa ala warung Bakmi Jawa "Sumber Kasih" jalan Siliwangi kota Cirebon

Terimakasih telah mengunjungi www.CirebonKuliner.com. Apabila berkenan, penulis CirebonKuliner.com berharap pembaca bersedia untuk menulis komentar yang positif atau kritik yang membangun, baik untuk kuliner/tempat makan yang diulas, ataupun juga untuk CirebonKuliner.com itu sendiri.